JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
NAMA/NIM :
SRI LESTARI /A1C117041
DOSEN PENGAMPU :
1. Dr.Drs. SYAMSURIZAL,M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
PERCOBAAN
1
I.
Judul : ANALISIS KUALITATIF
UNSUR-UNSUR ZAT
ORGANIK DAN
PENENTUAN KELAS KELARUTAN
II.
Hari/tanggal : Sabtu /23 febuary 2019
III.
Tujuan
: Adapun tujuan pratikum sebagai
berikut:
1. Dapat
mengetahui dasar dalam analisis kualitatif dalam kimia organic
2. Dapat
mengetahui tahapan kerja analisa yang dimulai dengan unsur karbon, hydrogen,
belerang, nitrogen, halogen, Dallam suatu senyawa organic dan penentuan kelas
kelarutanya
3. Dapat
melakukan percobaan beberapa senyawa unknown untuk dianalisis
IV.
Landasan
teori
Analisis organic
kualitatif adalah pengajaran yang banyak bergerak dalam bidang identifikasi senyawa
organic yang tidak diketahui (unknow). Keberhasilannya
ditentukan oleh banyaknya factor yang berhubungan dengan sifat yang khas dari
masing-masing senyawa atau campurannya dan teknik atau pola kerja analisa yang
sistematik. Kerja analisa dalam organic kualitatif terutama akan mencangkup
bidang-bidang analisa unsur , klasifikasi kelarutan dan sifat fisik,
klasifikasi gugus fungsi dengan cara identifikasi sifat derivatnya.
a a.Analisa unsur
Tahap pertama analisa organic kualitatif
adalah menentukan adanya unsur-unsur karbon, hydrogen, halogen, belerang, dan
fosfor. Karbon dan hydrogen ditentukan dengan memanaskan senyawa dengan
tembanga (II) oksida, akan terjadi oksidasi menghasilkan CO2 yang
menunjukan adanya karbon dan H2O yang menunjukan adanya
hydrogen.adanya CO2 juga menujukan dengan cara melewatkan gas dalam
larutan Ca(OH)2 yang menjadi keruh endapan putih (CaCO2).
Sedangkan H2O akan terlihat berupa
uap / tetesan air dalam tabung reaksi.
Untuk menentukan adanya nitrogen,
halogen, dan belerang, ditentukan melalui cara leburan natrium. Senyawa organic
yang mengandung N, X atau S, bersifat
non polar, bukan bentuk ionnya. Oleh karena itu dibuat terlebih dahulu
leburanya dengan logam natrium, membentuk senyawa senyawa anorganik
C, H, N, X, dan S + Na ..............> NaCN, NaOH, Na2S, NaX
Larutan lassaigne
Berbentuk
larutan yang jernih dengan selanjutnya dites dengan cara umum untuk: nitrogen
(tes lassaigne), halogen (tes halide perak), belerang.
a b. Tes
kelarutan
Setiap
senyawa organic mempunyai sifat kelarutan yang khas yang meliputi jenis pelarut
dan jumlah kelarutanya. Sifat kelarutan akan membantu mempersempit ruang gerak
analisis secara kimia maupun
spectroskopi (penuntun pratikum kimia organic II,2019).
Menurut noviarty dan yusuf (2000)
bahan analisis untuk senyawa organic dapat dilakukan dengan 2 macam cara yaitu :
1. Pengukuranlangsung
terhadap senyawa tanpa adanya pembentukan kompleks,kareana senyawa tersebut
mempunyai fluorensi alamiah
2. Pembentukan
komplek dengan unsur-unsur atau ion-ion logam, karena senyawa tersebut
mempunyai fluorensi yang lemah
Senyawa organic adalah golongan besar senyawa kimia
yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbidat, karbonat dan oksida
karbon. Banyak senyawa organic seperti protein, lemak dan karbohidrat. Diatara
beberapa golongan senyawa organic adalah senyawa alifatik (rantai karbon yang
dapat diubah gugus fungsinya), hidrokarbon aromatic (senyawa yang mengandung
paling tidak satu cinci benzene, senyawa heterosiklik (yang mencakup atom-atom
non karbon dan struktur cincinya), dan polimer (molekul rantai panjang
berulang) (wawan, 2009)
Analisis kimia dapat digolongkan menjadi dua bagian,
yaitu analisis kimia kualitatif dan analisis kimia kuantitatif. Analisis kimia
kualitatif adalah analisis kimia untuk menentukan susunan dan komponen dari
suatu bahan, seperti jenis-jenis unsur, ion (kation dan anion) radikal, gugus
fungsi atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam suatu sampel (underwood,2007).
Kimia organic didefinisikan sebagai senyawa
karbon.definisi ini pun tak terlalu tepat, karena beberapa senyawa karbon,
seperti karbon dioksida, natrium karbonat, dan kalium sianida, diaggap sebagai
anorganik, namun demikian ,definisi ini diterima, kareana senyawa organic
mengandung karbon. Karbon hanya satu unsur diatara unsur dalam susanan berkala.
Atom karbon dapat terikat secara kovalen dengan atom karbon lainnya dan
terhadap unsur-unsur lainya menurut berbagai ragam cara menuju keberbagai macam
senyawa dalam jumlah tak terhiga banyaknya (Fessenden,1989).
Kimia organic didefinisikan sebagai senyawa
karbon.definisi ini pun tak terlalu tepat, karena beberapa senyawa karbon,
seperti karbon dioksida, natrium karbonat, dan kalium sianida, diaggap sebagai
anorganik, namun demikian ,definisi ini diterima, kareana senyawa organic
mengandung karbon. Karbon hanya satu unsur diatara unsur dalam susanan berkala.
Atom karbon dapat terikat secara kovalen dengan atom karbon lainnya dan
terhadap unsur-unsur lainya menurut berbagai ragam cara menuju keberbagai macam
senyawa dalam jumlah tak terhiga banyaknya (Fessenden,1989).
Zat-zat
organik dan unsur-unsur yang menyusunnya memainkan peran penting untuk
kelangsungan makhluk hidup. Kereaktifan dan fungsi zat-zat organik dalam
kehidupan makhluk hidup ditentukan oleh keragaman unsur penyusunnya. Oleh
karena itu identifikasi kandung unsur penyusun suatu senyawa organik dan
penentuan kelarutan senyawa organik akan dapat mengungkapkan peran unsur
tersebut dalam senyawa yang menyusunya. Selain itu dengan mengetahui
unsur-unsur penyusun suatu senyawa akan dapat diestimasi rumus empiris dan rumus
molekulnya. Selanjutnya dapat pula diprediksi sifat kelarutan suatu senyawa
organik baik dalam pelarut polar maupun non polar. Perbedaan tingkat kelarutan
suatu senyawa organik dalam suatu pelarut juga memrediksi kecendrungan senyawa
tersebut dapat bereaksi dengan senyawa lain. Dengan mengetahui teknik-teknik
analisis unsur penyusun suatu senyawa organik dan mengetahui tingkat kelarutan
suatu senyawa organik dalam suatu pelarut anda dapat berinisiatif merancang
eksperimen sendiri dan mendapat pengetahuan dan pemahaman baru (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/)
V. ALAT
DAN BAHAN
1 5.1 ALAT
1. Tabung
reaksi pyrex
2. Pipa
3. Cawan
porselin
4. Tabung
pengalir gas
5. Tabung
reaksi
6. Kawat
tembaga
7. Pipet
tetes
8. Gelas
kimia
5.2 BAHAN
1. 1-2
gram CUO
2. 10
ml larutan Ca(OH)2
3. CCL4
4. 5-10
ml air suling
5. Larutan
HNO3
6. Larutan
AgNO3
7. Larutan
CaO
8. Biji
logam Na
9. Cuplikan(halogen,
S, N)
10. Kertas
saring
11. Asam
asetat
12. Pb-asetat
10%
13. Na-nitroprosida
14. Larutan
FeSO4
15. Larutan
Kf
16. Larutan
NaOH
17. Larutan
H2S04
18. Larutan
HNO3
19. Zat
padat
20. Zat
cair
21. Eter
22. NaHCO3
23. HCL
VI.
PROSEDUR
KERJA
6.1.
ANALISIS UNSUR
6.1.1.
karbon dan hydrogen
1. dimasukan 1-2 gram
serbuk CuO kes dalam cawan poselin
2. dipanaskan beberapa saat diatas pemanas bunsen
3. Dicampur gula kedalam serbuk CuO
4. Dipindahkan kedalam tabung reaksi pyrex dengan dilengkapi
pipa
5. Disusun pipa pengalir gas sehingga gas
dapat mengallir masuk kedalam
tabung bersisi Ca(OH)2
6. dipanaskan
campuran tersebut. Di amati yang terjadi.
6.1.2.
Halogen
6.1.2.1. Tes beiltein
1. dipanaskan kawat
tembaga sampai kemerah-merahan dan tidak ada
nyala api
2. Di dinginkan dan ditetesi dengan CCL4
3. Dipanaskan kembali dan amati warna nyala
yang ditujukan uap Cu-
halida
6.1.2.2.
Tes CaO
1. dimasukan CaO
kedalam tabung reaksi kemudian dipanaskan pada suhu
tinggi
2.
dimasukan dua tetes CCL4 ketika CaO masih panas
3. kemudian setelah dinggin, didihkan
dengan air suling
4. Dimasukan kedalam
gelas kimia dan larutan dalam HNO3 encer
5. Disaring menggunakan kertas saring
6. Ditambahkan 2-3 ml larutan AgNO3
6.1.3.
Metode leburan dengan natrium
1. Ditempatkan tabung
reaksi kecil pada keeping asbes
2. Dimasukan sebiji loga Na
3. Dipanaskan hati-hati sampai meleleh dan uap Na dibawah
tabung
4. Ditambahkan hati-hati cuplikan yang mengandung halogen, S, N
secepatnya
5. Dimasukan sebutir jika zat padat dan beberapa tetes jika zat
cair
6. Dipijarkan kembali tabung sampai membara
7. Dimasukan tabung kedalam gelas kimia yang berisi 15 ml air
suling
8.
Tabung akan pecah,sisah sedikit Na, bila reaksi sudah tenang, hancurkan sisah tabung dalam
9. Dididihkan diatas api, disaring dan
larutan (lassaigne) digunakan untu tes-tes
sebagai berikut:
a. Belerang
1.
Diasamkan 3 ml larutan L dengan asam asetat kemudain didihka
2. Diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas
saring basa yang
Dengan pb-asetat 10%
3. Diamati apa yang terjadi
4. Ditetesi larutan Na-nitroprosida pada bagian
larutan L lainya
5. Diamati warna larutan yang terjadi
b. Nitrogen
1.
Dimasukan 5 tetes FeSO4 kedalam 3 ml larutan L
2. Diteteskan larutan FeCl3 dan 5 tetes
KF 10%
3. Ditambahkan 1-2 ml larutan
NaOH 10% samapi bersifat basa lalu
didihkan
4. Didinginkan dan diasamkan dengan asam
sulfat encer(jika
belerang ada)
5. Diasamkan dengan
laruta H2SO4 encer dan 1 tetes FeCL3 dengan 5 ml larutan L (jika belerang ada)
6. Ditandai dengan endapan biru berlin menandakan
adanya N
c. Halogen
1. Diasamkan 3 ml larutan L kedalam HNO3
encer
2. Didihkan dengan hati-hati
sekitar 5-10 menit jika N dan S ada
3. Ditambahkan 5 ml larutan AgNo3 encer
dan didihkan beberapa
menit
4.Diamati, edapan yang banyak mengandung endapan
menandakan
Adanya halogen
6.2. PENENTUAN KELASA KELARUTAN
6.2.1.
Kelarutan dalam air
1. Dimasukan kurang
lebih 0,1 gr zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam
tabung reaksi
2. Ditambahkan 3 ml air suling, dikocok kuat-kuat
3. Dilakukan tes kelarutan dengan eter bila + ( larutan jerni
dalam air)
4. Dilakukan tes kelarutan dengan pelarut lainya bila –
(larutan jerni tak
dalam air)
6.2.2.
Kelarutan dalam eter
1. Dimasukan kurang
lebih 0,1 gr zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam
tabung reaksi
2. Ditambahkan 3 ml pelarut eter, dikocok kuat-kuat
3. larutan jernih berarti positif dan bila keruh berarti(-)
6.2.3. Kelarutan dalam
NaOH 5%
1. Dimasukan kurang
lebih 0,1 gr zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam
tabung reaksi
2. Ditambahkan 3 ml Naoh 5%, dikocok kuat-kuat
3. bila larutan jernih berarti (+) dan keruh bearti(-)
4.
Jika ada keraguan disaring dan difitrat dinetralkan dengan asam HCl
6. jika keruh berarti(+) dan harus
dilanjukan dengan NaHCO3
6.2.4.
Kelarutan dalam NaHCO3 5%
1. Dimasukan kurang lebih
0,1 gr zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam
tabung reaksi
2. Ditambahkan 3 ml larutan NaHCO3, dikocok
kuat-kuat
3. bila timbul gas CO2 berarti (+) dan bila tidak
timbul gas berarti (-)
6.2.5.
Kelarutan dalam HCL
1. Dimasukan kurang
lebih 0,1 gr zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam
tabung reaksi
2. Ditambahkan 3 ml larutan HCL 5%, dikocok kuat-kuat
3. Diamati. Jika jernih berarti hasilnya(+)
4. disaring campuaran tadi dan filtrate dengan larutan encer,
bila larutan
jadi keruh berarti (+)
(kalau masih meragukan hasil)
6.2.6.
Kelarutan dalam H2SO4 peakat
1. Dimasukan kurang lebih 0,1 gr zat padat atau 3 tetes zat
cair kedalam
tabung reaksi
2. Ditambahkan 3 ml larutan H2SO4 peakat
dikocok kuat-kuat
3. Diamati. Jika jernih atau timbul warna, berarti (+) dan
sebaliknya
6.2.7.
Kelarutan dalam H3PO4 pekat
1. Dimasukan kurang
lebih 0,1 gr zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam
Tabung reaksi
2. Ditambahkan 3 ml larutan asam sulfat pekat dikocok kuat-kuat
3. Diamati. jika jernih berarti hasilnya (+)
4.
Dibuat tabel atau diagram hasi
pengamatan kelarutan dan diambil
Kesimpulan
LINK VIDEO PERCOBAAN
:
pertanyaan
1 1. apa yang terjadi ketika natrium nitroprusside dicampurkan dengan natrium sulfide pada deteksi sulfur?
2. Sebutkan
apa saja yang digunakan untuk menganalisis belerang dalam video diatas?
3 3. Bagaimana prisip/cara kerja yang
dilakukan pada analisis sulfur?
assalualaikum wr. wb. saya yulinarti choinirul nisyah nim A1C117025 akan mencoba menjawab no 2. untuk menganalisis belerang dapat digunkan dua cara. cara yang pertama yaitu uji sodium nitroprosside dimana bahan yang dibutuhkan adalah ekstrak Lassaiagene dan larutan sudium nitroprosside dan alat yang digukana adalah tabung reaksi dan pipet tetes. cara kedua yaitu uji timbal asetat. dimana bahan yang dibutuhkan ialah ektraks Lassaigene, asam asetat dan timbal asetat dan untuk alat yang digunakan adalah tabung reaksi dan pipet tetes. wasallamualaikum wr. wb
BalasHapusAssalamualaikum wr.wb. saya yuyun ernawati dengan nim A1C117063 akan menjawab pertanyaan nomor 1.
BalasHapusNatrium nitropoksida bila dicampurkan dengan natrium sulfit akan menghasilkan perubahan warna yaitu earna ungu yang pekat.
Waalaikumsalam wr.wb
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Febby Marcelina Murni Nim A1C117037 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. Jadi prinsip kerja yang dilakukan menggunakan pada analisis sulfur yaitu menggunakan 2 uji belerang yang pertama uji sodium nitroprusside yaitu dengan mengambil ekstrak lassigne kemudian ekstrak tersebut di tetesi dengan natrium nitroprosida kemudian pada saat keduanya bereaksi akan menghasilkan warna ungu.
BalasHapusYang kedua dengan uji timbal asetan yaitu prisip kerjanya dengan ambil ekstrak lassaigne kemudian ditetesi dengan asam asetat setelah itu ditambah beberapa tetes timbal asetat. Selamat malam, semoga membantu. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.