Jumat, 22 Februari 2019

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA PERCOBAAN 1 ANLISI KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT


JURNAL PRAKTIKUM 
KIMIA ORGANIK I










NAMA/NIM :
SRI LESTARI /A1C117041



DOSEN PENGAMPU :
1.      Dr.Drs. SYAMSURIZAL,M.Si



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018

PERCOBAAN 1

   I.            Judul                    : ANALISIS KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT             

                                      ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN
II.            Hari/tanggal         : Sabtu /23 febuary 2019
III.            Tujuan                 : Adapun tujuan pratikum sebagai berikut:
1.      Dapat mengetahui dasar dalam analisis kualitatif dalam kimia organic
2.   Dapat mengetahui tahapan kerja analisa yang dimulai dengan unsur karbon, hydrogen, belerang, nitrogen, halogen, Dallam suatu senyawa organic dan penentuan kelas kelarutanya
3. Dapat melakukan percobaan beberapa senyawa unknown untuk dianalisis
                                                          
IV.            Landasan teori
Analisis organic kualitatif adalah pengajaran yang banyak bergerak dalam bidang identifikasi senyawa organic yang tidak diketahui  (unknow). Keberhasilannya ditentukan oleh banyaknya factor yang berhubungan dengan sifat yang khas dari masing-masing senyawa atau campurannya dan teknik atau pola kerja analisa yang sistematik. Kerja analisa dalam organic kualitatif terutama akan mencangkup bidang-bidang analisa unsur , klasifikasi kelarutan dan sifat fisik, klasifikasi gugus fungsi dengan cara identifikasi sifat derivatnya.
a          a.Analisa unsur
Tahap pertama analisa organic kualitatif adalah menentukan adanya unsur-unsur karbon, hydrogen, halogen, belerang, dan fosfor. Karbon dan hydrogen ditentukan dengan memanaskan senyawa dengan tembanga (II) oksida, akan terjadi oksidasi menghasilkan CO2 yang menunjukan adanya karbon dan H2O yang menunjukan adanya hydrogen.adanya CO2 juga menujukan dengan cara melewatkan gas dalam larutan Ca(OH)2 yang menjadi keruh endapan putih (CaCO2). Sedangkan H2O akan terlihat berupa  uap / tetesan air dalam tabung reaksi.
Untuk menentukan adanya nitrogen, halogen, dan belerang, ditentukan melalui cara leburan natrium. Senyawa organic yang mengandung  N, X atau S, bersifat non polar, bukan bentuk ionnya. Oleh karena itu dibuat terlebih dahulu leburanya dengan logam natrium, membentuk senyawa senyawa anorganik
 C, H, N, X, dan S      + Na ..............> NaCN, NaOH, Na2S, NaX
Larutan lassaigne
Berbentuk larutan yang jernih dengan selanjutnya dites dengan cara umum untuk: nitrogen (tes lassaigne), halogen (tes halide perak), belerang.
a           b. Tes kelarutan
    Setiap senyawa organic mempunyai sifat kelarutan yang khas yang meliputi jenis pelarut dan jumlah kelarutanya. Sifat kelarutan akan membantu mempersempit ruang gerak analisis secara kimia  maupun spectroskopi (penuntun pratikum kimia organic II,2019).
            Menurut noviarty dan yusuf (2000) bahan analisis untuk senyawa organic dapat dilakukan              dengan 2 macam cara yaitu :
1.      Pengukuranlangsung terhadap senyawa tanpa adanya pembentukan kompleks,kareana senyawa tersebut mempunyai fluorensi alamiah
2.      Pembentukan komplek dengan unsur-unsur atau ion-ion logam, karena senyawa tersebut mempunyai fluorensi yang lemah
Senyawa organic adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbidat, karbonat dan oksida karbon. Banyak senyawa organic seperti protein, lemak dan karbohidrat. Diatara beberapa golongan senyawa organic adalah senyawa alifatik (rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya), hidrokarbon aromatic (senyawa yang mengandung paling tidak satu cinci benzene, senyawa heterosiklik (yang mencakup atom-atom non karbon dan struktur cincinya), dan polimer (molekul rantai panjang berulang) (wawan, 2009)

Analisis kimia dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu analisis kimia kualitatif dan analisis kimia kuantitatif. Analisis kimia kualitatif adalah analisis kimia untuk menentukan susunan dan komponen dari suatu bahan, seperti jenis-jenis unsur, ion (kation dan anion) radikal, gugus fungsi atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam suatu sampel (underwood,2007).

Kimia organic didefinisikan sebagai senyawa karbon.definisi ini pun tak terlalu tepat, karena beberapa senyawa karbon, seperti karbon dioksida, natrium karbonat, dan kalium sianida, diaggap sebagai anorganik, namun demikian ,definisi ini diterima, kareana senyawa organic mengandung karbon. Karbon hanya satu unsur diatara unsur dalam susanan berkala. Atom karbon dapat terikat secara kovalen dengan atom karbon lainnya dan terhadap unsur-unsur lainya menurut berbagai ragam cara menuju keberbagai macam senyawa dalam jumlah tak terhiga banyaknya (Fessenden,1989).
  
Kimia organic didefinisikan sebagai senyawa karbon.definisi ini pun tak terlalu tepat, karena beberapa senyawa karbon, seperti karbon dioksida, natrium karbonat, dan kalium sianida, diaggap sebagai anorganik, namun demikian ,definisi ini diterima, kareana senyawa organic mengandung karbon. Karbon hanya satu unsur diatara unsur dalam susanan berkala. Atom karbon dapat terikat secara kovalen dengan atom karbon lainnya dan terhadap unsur-unsur lainya menurut berbagai ragam cara menuju keberbagai macam senyawa dalam jumlah tak terhiga banyaknya (Fessenden,1989).

Zat-zat organik dan unsur-unsur yang menyusunnya memainkan peran penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Kereaktifan dan fungsi zat-zat organik dalam kehidupan makhluk hidup ditentukan oleh keragaman unsur penyusunnya. Oleh karena itu identifikasi kandung unsur penyusun suatu senyawa organik dan penentuan kelarutan senyawa organik akan dapat mengungkapkan peran unsur tersebut dalam senyawa yang menyusunya. Selain itu dengan mengetahui unsur-unsur penyusun suatu senyawa akan dapat diestimasi rumus empiris dan rumus molekulnya. Selanjutnya dapat pula diprediksi sifat kelarutan suatu senyawa organik baik dalam pelarut polar maupun non polar. Perbedaan tingkat kelarutan suatu senyawa organik dalam suatu pelarut juga memrediksi kecendrungan senyawa tersebut dapat bereaksi dengan senyawa lain. Dengan mengetahui teknik-teknik analisis unsur penyusun suatu senyawa organik dan mengetahui tingkat kelarutan suatu senyawa organik dalam suatu pelarut anda dapat berinisiatif merancang eksperimen sendiri dan mendapat pengetahuan dan pemahaman baru (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/)
V.       ALAT DAN BAHAN
1              5.1  ALAT
1.      Tabung reaksi pyrex
2.      Pipa
3.      Cawan porselin
4.      Tabung pengalir gas
5.      Tabung reaksi
6.      Kawat tembaga
7.      Pipet tetes
8.      Gelas kimia

5.2 BAHAN 

1.      1-2 gram CUO
2.      10 ml larutan Ca(OH)2
3.      CCL4
4.      5-10 ml air suling
5.      Larutan HNO3
6.      Larutan AgNO3
7.      Larutan CaO
8.      Biji logam Na
9.      Cuplikan(halogen, S, N)
10.  Kertas saring
11.  Asam asetat
12.  Pb-asetat 10%
13.  Na-nitroprosida
14.  Larutan FeSO4
15.  Larutan Kf
16.  Larutan NaOH
17.  Larutan H2S04
18.  Larutan HNO3
19.  Zat padat
20.  Zat cair
21.  Eter
22.  NaHCO3
23.  HCL

VI.            PROSEDUR KERJA
6.1. ANALISIS UNSUR
6.1.1. karbon dan hydrogen
      1. dimasukan 1-2 gram serbuk CuO kes dalam cawan poselin
      2. dipanaskan beberapa saat diatas pemanas bunsen
      3. Dicampur gula kedalam serbuk CuO
      4. Dipindahkan kedalam tabung reaksi pyrex dengan dilengkapi pipa
      5. Disusun pipa pengalir gas sehingga gas dapat mengallir masuk kedalam
         tabung bersisi Ca(OH)2
        6. dipanaskan campuran tersebut. Di amati yang terjadi.
6.1.2. Halogen
      6.1.2.1. Tes beiltein
      1. dipanaskan kawat tembaga sampai kemerah-merahan dan tidak ada
          nyala api
      2. Di dinginkan dan ditetesi dengan CCL4
      3. Dipanaskan kembali dan amati warna nyala yang ditujukan uap Cu-
            halida

6.1.2.2. Tes CaO
      1. dimasukan CaO kedalam tabung reaksi kemudian dipanaskan pada suhu
          tinggi
      2. dimasukan dua tetes CCL4 ketika CaO masih panas
            3. kemudian setelah dinggin, didihkan dengan air suling
4. Dimasukan kedalam gelas kimia dan larutan dalam HNO3 encer
      5. Disaring menggunakan kertas saring
      6. Ditambahkan 2-3 ml larutan AgNO3
6.1.3. Metode leburan dengan natrium
      1. Ditempatkan tabung reaksi kecil pada keeping asbes
      2. Dimasukan sebiji loga Na
      3. Dipanaskan hati-hati sampai meleleh dan uap Na dibawah tabung
      4. Ditambahkan hati-hati cuplikan yang mengandung halogen, S, N
          secepatnya
      5. Dimasukan sebutir jika zat padat dan beberapa tetes jika zat cair
      6. Dipijarkan kembali tabung sampai membara
      7. Dimasukan tabung kedalam gelas kimia yang berisi 15 ml air suling
8. Tabung akan pecah,sisah sedikit Na, bila reaksi sudah tenang,  hancurkan sisah tabung dalam
             9. Dididihkan diatas api, disaring dan larutan (lassaigne) digunakan untu   tes-tes sebagai     berikut:
                  a. Belerang
                  1. Diasamkan 3 ml larutan L dengan asam asetat kemudain didihka  
                  2. Diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basa yang  
                      Dengan pb-asetat 10%
                  3. Diamati apa yang terjadi
                  4. Ditetesi larutan Na-nitroprosida pada bagian larutan L lainya
                  5. Diamati warna larutan yang terjadi
                  b. Nitrogen
                  1. Dimasukan 5 tetes FeSO4 kedalam 3 ml larutan L
                  2. Diteteskan larutan FeCl3 dan 5 tetes KF 10%
                  3. Ditambahkan 1-2 ml larutan NaOH 10% samapi bersifat basa   lalu didihkan
4. Didinginkan dan diasamkan dengan asam sulfat encer(jika     
    belerang ada)
 5. Diasamkan dengan laruta H2SO4 encer dan 1 tetes FeCL3 dengan     5 ml larutan L                   (jika belerang ada)
                  6. Ditandai dengan endapan biru berlin menandakan adanya N
                  c. Halogen
                  1. Diasamkan 3 ml larutan L kedalam HNO3 encer          
                  2. Didihkan dengan hati-hati sekitar 5-10 menit jika N dan S ada
                  3. Ditambahkan 5 ml larutan AgNo3 encer dan didihkan beberapa
                      menit
                  4.Diamati, edapan yang banyak mengandung endapan menandakan
                     Adanya halogen

6.2. PENENTUAN KELASA KELARUTAN
6.2.1. Kelarutan dalam air
      1. Dimasukan kurang lebih 0,1 gr zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam
          tabung reaksi
      2. Ditambahkan 3 ml air suling, dikocok kuat-kuat
      3. Dilakukan tes kelarutan dengan eter bila + ( larutan jerni dalam air)
      4. Dilakukan tes kelarutan dengan pelarut lainya bila – (larutan jerni tak
          dalam air)
6.2.2. Kelarutan dalam eter
      1. Dimasukan kurang lebih 0,1 gr zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam
          tabung reaksi
      2. Ditambahkan 3 ml pelarut eter, dikocok kuat-kuat
      3. larutan jernih berarti positif dan bila keruh berarti(-)
      6.2.3. Kelarutan dalam NaOH 5%
      1. Dimasukan kurang lebih 0,1 gr zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam
          tabung reaksi
      2. Ditambahkan 3 ml Naoh 5%, dikocok kuat-kuat
      3. bila larutan jernih berarti (+) dan keruh bearti(-)
      4. Jika ada keraguan disaring dan difitrat dinetralkan dengan asam HCl
            6. jika keruh berarti(+) dan harus dilanjukan dengan NaHCO3
6.2.4. Kelarutan dalam NaHCO3 5%
      1. Dimasukan kurang lebih 0,1 gr zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam
          tabung reaksi
      2. Ditambahkan 3 ml larutan NaHCO3, dikocok kuat-kuat
      3. bila timbul gas CO2 berarti (+) dan bila tidak timbul gas berarti (-)
6.2.5. Kelarutan dalam HCL
      1. Dimasukan kurang lebih 0,1 gr zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam
          tabung reaksi
      2. Ditambahkan 3 ml larutan HCL 5%, dikocok kuat-kuat
      3. Diamati. Jika jernih berarti hasilnya(+)
      4. disaring campuaran tadi dan filtrate dengan larutan encer, bila larutan
           jadi keruh berarti (+) (kalau masih meragukan hasil)             
6.2.6. Kelarutan dalam H2SO4 peakat
      1. Dimasukan kurang lebih 0,1 gr zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam
          tabung reaksi
      2. Ditambahkan 3 ml larutan H2SO4 peakat dikocok kuat-kuat
      3. Diamati. Jika jernih atau timbul warna, berarti (+) dan sebaliknya
6.2.7. Kelarutan dalam H3PO4 pekat
      1. Dimasukan kurang lebih 0,1 gr zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam
          Tabung reaksi
      2. Ditambahkan 3 ml larutan asam sulfat  pekat dikocok kuat-kuat
      3. Diamati. jika jernih berarti hasilnya (+)
      4. Dibuat tabel atau diagram  hasi pengamatan kelarutan dan diambil
          Kesimpulan

LINK VIDEO PERCOBAAN :


pertanyaan
1   1. apa yang terjadi ketika natrium nitroprusside dicampurkan dengan natrium sulfide pada deteksi            sulfur?
     2. Sebutkan apa saja yang digunakan untuk menganalisis belerang dalam video diatas?
3   3Bagaimana prisip/cara kerja yang dilakukan pada analisis sulfur?








3 komentar:

  1. assalualaikum wr. wb. saya yulinarti choinirul nisyah nim A1C117025 akan mencoba menjawab no 2. untuk menganalisis belerang dapat digunkan dua cara. cara yang pertama yaitu uji sodium nitroprosside dimana bahan yang dibutuhkan adalah ekstrak Lassaiagene dan larutan sudium nitroprosside dan alat yang digukana adalah tabung reaksi dan pipet tetes. cara kedua yaitu uji timbal asetat. dimana bahan yang dibutuhkan ialah ektraks Lassaigene, asam asetat dan timbal asetat dan untuk alat yang digunakan adalah tabung reaksi dan pipet tetes. wasallamualaikum wr. wb

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum wr.wb. saya yuyun ernawati dengan nim A1C117063 akan menjawab pertanyaan nomor 1.
    Natrium nitropoksida bila dicampurkan dengan natrium sulfit akan menghasilkan perubahan warna yaitu earna ungu yang pekat.
    Waalaikumsalam wr.wb

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Febby Marcelina Murni Nim A1C117037 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. Jadi prinsip kerja yang dilakukan menggunakan pada analisis sulfur yaitu menggunakan 2 uji belerang yang pertama uji sodium nitroprusside yaitu dengan mengambil ekstrak lassigne kemudian ekstrak tersebut di tetesi dengan natrium nitroprosida kemudian pada saat keduanya bereaksi akan menghasilkan warna ungu.
    Yang kedua dengan uji timbal asetan yaitu prisip kerjanya dengan ambil ekstrak lassaigne kemudian ditetesi dengan asam asetat setelah itu ditambah beberapa tetes timbal asetat. Selamat malam, semoga membantu. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    BalasHapus

Laporan Praktikum Kimor perc 9 "Keisomeran Geometri"

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I KEISOMERAN GEOMETRI                                                                 DISUSUS...