LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
REAKSI-REAKSI
ALDEHID DAN KETON
DISUSUSN OLEH
SRI
LESTARI (A1C117041)
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs.
SYAMSULRIZAL.M.Si
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2019
VII. Data Pengamatan
7.1 Uji Cermin Kaca, Tollens
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
Disiapkan
tabung reaksi diisi dengan masing-masing pereaksi tollens sebanyak 2 ml
|
Awalnya
pereaksi tollens berwarna bening
|
2.
|
Ditambahkan dua
tetes formalin pada tabung pertama dan diaduk serta didiamkan10 menit
|
Setelah 10 menit
dikocok tanpa pemanasan langsung terbentuk cermin perak.
|
3.
|
Ditambahkan
2 tetes benzaldehid dan diaduk pada tabung kedua
|
Tidak
terbentuk apa-apa.
|
4.
|
Ditabung kedua
dilakukan pemanasan karena tidak terbentuk endapan untuk mempercepat reaksi
|
Diperoleh endapan
cermin perak setelah lewat 5 menit pemanasan
|
5.
|
Ditambahkan
2 tetes aseton dan diaduk serta dipanaskan pada tabung ketiga
|
Tidak
terbentuk endapan
|
6.
|
Ditambahkan 2
tetes sikloheksanon dan diaduk serta dipanaskan.
|
Tidak terbentuk
endapan apa-apa
|
7.2 Uji Fehling dan Benedict
b. Uji Benedict
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
|||
Formaldehid
|
Benzaldehid
|
Aseton
|
Sikloheksana
|
||
1.
|
Dimasukkan
5 ml pereaksi Benedict
|
Warna biru
|
Warna
biru
|
Warna
biru
|
Warna
biru
|
2.
|
Dimasukkan
kemasing-masing tabung dengan pelarut uji sebanyak 5 tetes dan dipanaskan
selama 10-15 menit
|
Larutan
menjadi warna biru yang lenih pekat dan dibagian bawahnya terbentuk endapan
merah bata
|
Terdapat
3 fasa yaitu bagian atas berwarna biru pekat, tengahnya berwarna bening dan
dibagian bawahnya berwarna biru
|
Warna
biru pekat dan tidak terbentuk lapisan ataupun endapan
|
Tidak
terdapat endapan namun terjadi 2 fasa yaitu dibagian atas terdapat minyak dan
bawahnya berwarna biru
|
7.3 Adisi Bisulfit
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
Dimasukkan
5 ml larutan asam sulfat 9 M didalam erlemeyer dan didinginkan dengan dalam air
es
|
Warna
Larutan tetap bening
|
2.
|
Ditambahkan
2,5 ml aseton tetes demi tetes sambil diaduk
|
Warna
tetap bening
|
3.
|
Ditambahkan
10 menit setelah 5 menit lalu disaring
|
Warna
tetap jernih tanpa penyaringan
|
7.4 Pengujian dengan fenilhidrazin
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
5
ml fenilhidrazil + 10 ml benzaldehida
|
Warna
menjadi kuning dan terbentuk 3 lapisan lapisan atas kuning, tenggah berwarna
bening dan bawah terdapat endapan berwarna kuninh
|
2.
|
5
ml fenilhidrazi + 10 ml sikloheksanon dan digoncang
|
Warna
menjadi kuning pekat dan terbentuk 2 lapisan. Bagian atas warna kuning pucat
dan baguan bawah warna bening
|
7.5 Pembuatan Oksim
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
Dilarutkan
1 gr HCl dalam 4 ml air bening dan ditambahkan 4 ml air.
|
Hasilnya
hijau pekat
|
2.
|
Dpaaskan 35
˚C dan digoncangkan selama 1-2 menit
|
Hasilnya
larutan berwarna hijau lumut keruh dan terbentuk sikloheksanon-oksim
|
3.
|
Didinginkan
dalam lemari es dan disaring kristal
|
Ada
endapan warna putih
|
4.
|
Dicuci
endapan dengan 2ml air esdan dikeringkan
|
Endapan
bersih tanpa ada warna hijau dan terdapat endapan berwarna putih dan
dihasilkan yang lembek (cruft)
|
7.6 Reaksi Haloform
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
Dimasukkan
5 tetes aseton dalam 3 ml larutan NaOh 5%
|
Warna
larutan bening
|
2.
|
Ditambahkan
sekitar 10 ml larutan iodium iodida
|
Warna
larutan menjadi warna betadine
|
3.
|
Digoncang
larutan
|
Coklatnya
tidak hilang dan terdapat butiran kuning diatas dan dibawah
|
4.
|
Dilakukan
uji 2 ml 2-propanol + 3 tetes iodin
|
Dari
kuning menjadi kuning pekat dan menjadi bening
|
5.
|
0,5
tembakau + 3 tetes ioodin
|
terbentuk 2 lapisan bagian atas ungg dan
bawah merah
|
7.6 Kondensasai Aldol
a. Reaksi kondesasi aldo
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
0,5
ml asetaldehid + 4ml larutan NaOH 5%
|
Larutan
tetap bening dan timbul bau seperti balon
|
2.
|
Dipanaskan
selama 5 menit
|
Warna
berubah menjadi kuning dan timbul bau tengik
|
b. Refluks
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
Dimasukan
1 ml aseton+ 2 ml bezaldehid + 5 ml
larutan NaOH 5%
|
Warna
mberubah menjadi kuning
|
2.
|
Kemudian
dilakukan refluk
|
Terbentuk
uap dan akan menetes menjadi cairan kembali, mulai menetes pada suhu 310C
|
3.
|
Larutan
tersebut didinginkan dan disaring
|
Terbentuk
endapan lembek atau cruft
|
VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengenai “ Reaksi-Reaksi Aldehid
dan Keton dengan tujuan untuk mengetahui azas-azas reaksi senyawa karbonil,
mengetahui perbedaan reaksi-reaksi aldehid dan keton. Untuk memahami berbagai
jenis reaksi terkhusus untuk aldehid dan keton ada prisip dasar yang digunakan
yaitu senyawa aldehid dan keton adalah molekul polar karena mempunyai ikatan
karbonil yang dapat mengakibatkan adanya momen dipol diantara ikatan rangkap
karbon dan oksigen. Terdapatnya momen dipol disekitar ikatan karboni ini
mengakibatkan senyawa-senyawa karbonil ini memiliki titik didih yang tinggi
darida alkena dengan berat molekul yang sama. Berikut titik didih iso propanol momen dipolnya rendah tetapi titik didihnya jauh
lebih tinggi dari aseton(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/)
A. Uji cermin kaca, tollens
Uji
tolens merupaka salah satu uji yang mana digunakan untuk mengetahui senyawa
yang mana yang termasuk kedalam senyawa aldehid atau keton. pengoksidasi
tollent yang digunakan adalah larutan basa dari perak nitrat. Preaksi tollens
juga sering disebut dengan perak amoniak, yang merupakan suatu campuran dari
AgNO3, yang mana jika direduksi akan menghasilkan perak. Dan endapan
perak ini akan menempel paa diding tabung reaksi yang nantinya akan menjadi
cermin perak, sehingga preaksi tollens sering juga disebut cermin perak
Pada
praktikum yang kami lakukan ini menggunakan 4 tabung reaksi yang mana pada
tabung reaksi tersebut diisi pereaksi tollens. Pereaksi tollen ini dibuat
dengan memasukan 2 ml larutan perak nitrat 5%, ditetesi dengan NaOH 5% lalu
ditambahkan larutan ammonium nitrat 2% secara perlahan. Setelah pereaksi
tollens didapatkan kemudian dilakukan pengujian terhadap 4 zat diantaranya
yaitu : formalin, benzaldehid, sikloheksana. Ke 4 zat tersebut dimasukan
kedalam tabung uji sebanyak dua tetes dan didiamkan selama 10 menit. Pada saat
formalin ditambahkan kedalam tabung uji terbentuklah cermin kaca, dan pada
benzaldehid,aseton, dan sikloheksan pada saat diteteskan ke tabung uji tidak
terbentuk cermin kaca, kemudian kami lakukan pemanasan terhadap tiga zat
tersebu dan pada saat pemansan pada bezaldehid terbentuk cermin kaca setelah
dilakukan pemanasan lewat dari lima menit. Namun pada aseton dan sikloheksan
tidak terbentu cermin kaca padahal sama-sam dilakukan pemanasan leawat dari 5
menit.pada uji ini larutan dengan formalin lebih cepat membentuk cermin kaca
pada dinding tabung daripada benzaldehid dikarenakan benzaldehid sedikit sukar
mengedap dan membentuk cermin kaca, sedangkan aseton dan sikloheksan sama
sekali tidak membentuk cermin kaca setelah dilakukan pemanasan dikarena ke zat ini tidak beraksi sama sekali. Formalin
lebih cepat membentuk cermin kaca dibanding dengan larutan lain karena formalin
mengaandung sedik atom c, sehingga cermin perak nampak lebih jelas.
B. Uji Benedict
Uji benedint
adalah suatu uji yang digunakan untuk mengetahui kandungan hidrokarbon di dalam
suatu larutan.uji ini memanfaatkan reaksi kimia antara guka pereduksi dengan
ion tembanga yang nantinya akan menghasilkan suatu endapan yang berwarna merah
bata. Pada uji benedict digunakan 4 tabung reaksi yang berisi 5 ml larutan
benedict. Cara membuat larutan benedict ini yaitu dengan cara dimasukan kedalam
tabung reaksi 173 gr natrium sitrat, 100 gr natrium karbonat dalam 750 air
aquades diaduk dan disaring kemudian didalam filtranya ditambahkan 17,3 gr CuSO4
5H2O diencerkan sehingga volume 1 liter. Kemudian dilakukan
pengujian terhadap 4 bahan atau zat yaitu formaldehid, benzaldehid, aseton
serta sikloheksanon. Zat-zat tersebut selanjutkan ditetesi pada masing- masing
tabung uji atau tabung yang sudah berisi dengan larutan benedict sebanyak 2
tetes. Pada tabung yang berisi formadehi terjadi perubahan warna dari biru
menjadi biru pekat dan dibagian bawahnya tedapat endapan berwarna merah bata.
Pada tabung yang berisi dengan benzaldehid terbentuk 3 lapisan, warna tetap
biru pekat tetapi jernih. Pada aseton yang dimasukan kedalm tabung uji terjadi
perubahan warna yang warna tadinya biru, biru tersebut menjadi warna biru pekat
dan tidak terbentuknya endapan. Pada tabung uji yang berisi sikloheksanon tidak
terdapat endapan dan terbentuk dua lapisan, pada lapisan atas ada seperti
minyak dan pada bagian bawah biru muda.dan pada tabung uji benzaldehid terdapat
3 lapisan bagian atas warna biru pekat ,tengah bening dan bagian atas warna
biru.
C. Pengujian
dengan fenilhidrazin
Pada percocabaan ini
untuk membuktikan bahwa senyawa benzaldehida dapat bereaksi dengan
fenilhidrazil yang mana dapat menghasilkan fenilhidrazon benzene. Hal terjadi
dikarenaka pasangan electron pada atom fenilhidrazil menyebabkan
senyawa-senyawa ini membentuk fenil hidrason yang awalnya membebaskan satu mol
air. Pada percobaan ini dimasukan 5 ml fenilhidrazi kemudian ditambah dengan
bezaldehid pada saat dicampur warna menjadi kuning dan pada saat penambahan
bensi terdapat 3 lapisan yang mana lapisan atasberwarna kuning, lapisan tengah putih dan terdapat endapan kuning dibagian
bawah. Kemudian kami melakukan uji ini dengan menggunakan sikloheksanon yang
awalnya fenilhidrazin berwarna kuning bensin dan setelah dilakukan pencampuran
menjadi warna kuning pekat dan terbentuk dua lapisan pada bagian atas warna
kuning pekat dan pada bagian bawah berwarna bening.
D. Pembuatan Oksim
Oksim merupakan
senyawa turunan dari amoniak yang dibuat
dari hidrosilamin NH2OH. Dimana NH2OH ini adalah kristal
padat yang tepat untuk digunakan untuk mengenali suatu senyawa karbonil
tetentu. Reaksi ini hanya terjadi pada keton yang mana pada akhir reaksi
ditandai dengan adanya padatan atau kristal yang terbentuk. Pada percobaan yang
kami lakukan kami memasukan 1 gr hidroksilami hcl dan air kedalam tabung reaksi
warnanya tetap jernih, setelah itu ditambah dengan 1,5 natrium asetat trihidrat
didalam 4 ml air warna berubah menjadi warna hijau pekat. Dilakukanlah
pemanasan pada tabung reaksi tersebut dan pada saat dipannaskan pada suhu 350C
warna berubah yang tadinya warna hijau pekat menjadi warna hijau lumut dan dan
larutanya menjadi keruh dan terbentuk lah sikloheksanon oksim. Kemudiam kita
didinginkan, dan pada saat proses pendinginan terbentuklah endapan berwarna putih
seperti cruft atau endapan lembek, kemudian endapan yang terbentuk tadi dicuci
dengan 2 ml air es hingga bersih dan ada warna hijau nya lagi.
E. Reaksi
Haloform
Pada percobaan ini kami
menggunakan haloform , yag mana kita ketahui bahwa haloform merupakan salah
satu reaksi kimia yang mengunakan kalium iodide dan menggunakan NaOH. Pembuatan
iodium iodidat dapat dilakukan dengan
cara 25 gr iodium dilarutkan kedlam 50 gr kalium iodidat dalam 200 ml ai. Uji
ini tidak dapat digunakan untuk golongan aldehid dikareana tidak dapat bereaksi
dengan haloform. Pertama kami memasukan 3 aseton dalam 3 ml larutan NaOH 5%
warna tetap bening, kemudian ditambahkan dengan iodium iodide dilakukan
penggocangan dan akan terjadi perubahan warna menjadi coklat pekat serta terdapat
butiran seperti emas yang terdapat pada bagian atas dan bawah. Iodofom yang
berwarna kuning akan mengedapa dangan bau yang khas. Kemudian dilakukan uji
dengan mengunakan beberapa bahan atau zat yaitu tembakau dan 2-propanol, yang
masing-masin bahan atau zat tersebut dimasukan kedalam tabung reaksi 3 ml
2-propanl dan 3 tetes iodin yang mana pada uji ini menghasilkan warna yang
tadinya kuning menjadi kuning pekat dan kemudian warna menjadi coklat sedangkan
pada tabung yang berisi 0,5 gram tembakau yang sudah digerus dan 3 tetes iodin
terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan atas berwarna ungu dan pada lapisan bawah
berwarna merah.
F. Kondesasi
Aldol
Kondesasi aldol terbentuk karena reaksi
enolat anion yang bertindak sebagai nukleofilik karbon dan beradisi pada gugus
karbonil pada molekul aldehid dan keton. Kondesasi aldol yang paling sederhan
yaitu dengan mencampurkan asetalaldehid dengan larutan yang bersifat basa. Pada
percobaan kali ini dilakukan percobaan yaitu:
a. Reaksi
komdensasi aldol
Pada percobaan ini kita menggunakan 0,5
ml asetaldehid dan mengunakan larutan basa, larutan basa yang kita gunakan
adalah NaOH 5%, kemudian kedua larutan tersebut kami masukan kedalam gelas
kimia, pada saat proses pencampuran warna tetap bening dan menimbulkan bau
seperi bau balon dan baunyan pekat sekalin, kemudian kami lakukan pemanasan
dengan tujuan untuk menghasilkan bau tengik dari kronotoldehid. Pada saat
proses pemanasan terjadi perubahan warna dari bening menjadi warna kuning dan
timbullah bau tengik tersebut. Reaksi kondesasi aldol sebagai berikut:
b. Refluks
Tujuan dilakukan refluk yaitu untuk
mendapatkan kristal dan untuk ditentukan didih lelehnya, pada percobaan ini
kami merangkai lat untuk merefluk, kemudian dimasukan 50 ml etanol, 1 ml
aseton, 2 ml benzaldehid 5 ml larutan
NaOH pada saat proses pencampuran warna berubah menjadi kuning. Kemudian
larutan tersebut kami refluk kurang lebih selama 5 menit dan pada suhu ke 310C
sudah mulai terjadi penetesan air.
Setelah dilakukan refluk kemudian larutan pada tabung tadi didinginkan
menggunakan es batu dan terbentuklah endapan lembek atau cruft. Refluk ini ada
suatu proses dimana campuran pada labu dipanaskan sampai timbul uap, dan uap
ini nnatinya akan mengalir dalam alat reflus yang disitu terjadi pendinginan
yang mengakibatkan uap menjadi cair kembali dan cairan akan menetes kemabali ke
labu. Cara ini dilakukan sampai cairan menjadi homogeny.
IX. Pertanyaan Pasca
1.Mengapa pada uji tollens formalin lebih
cepat membenuk kaca cermin dibandingankan dengan benzaldehid?
2.Apa tujuan dilakukannya refluk pada
percobaan kondesasi aldol?
3 3.Menagapa digunakan natrium asetat dalam
pembuatan oksim?
XI Kesimpulan
Pada
percobaan pada kali ini dapat disimpulkan bahwa:
1. perbedaan aldehid dan keton ditijau dari segi gugus
fungsinya adalah aldehid memiliki sekurang-kurangya
1 hidrogen sedangkan keton memiliki dua gugus alkil
2. aldehud beraksi
dengan reagent tollen dengan menghasilkan menghasilan asamkarbosilat dan cermin
perak sedangkan keton bereaksi dengan tollen tidak membetuk cermin perak.
3. Jenis-jenis uji aldehid dan keton yaitu ada uji tollens pada aldehid aka
membentuk cermin perak pada keton tidak, uji benedict adalah uji, ada uji
fehling dan uji benidct
X. Daftar Pustaka
Fassenden. 2013. Organik
Chemistry. Jakarta : Erlangga.
Hart. 2009. Pengantar
Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Raiph. 2013. Prisip
dan Terapan Moderent Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Syamsurizal.2019.http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/ (diakses pada taggal 19 maret 2019)
Tim
Kimia Organik 1. 2016. Penuntun Praktium Kimia Organik1. Jambi : unja.
Bresnick.
2007. Inti Sari Kimia Organik. Jakarta : Erlanga
XI.
Lampiran
uji tembakau pada haloform |
alat refliks pada percobaan kondesasi aldol |
Saya Silvy Wahyu Fradini (A1C117023) akan menjawab pertanyaan no 3. Menurut saya digunakannya natrium asetat pada pembuatan oksim karena natrium asetat ini sebagai katalisator dalam proses pembentukan endapan serta digunakan untuk melepaskan basa dari garam-garamnya
BalasHapusSaya Hanna (045) akan menjadwab pertanyaan 2 :
BalasHapusTujuan kita melakukan refluks adalah agar sampel yang telah kita campurkan menjadi homogen.
Nama saya Rd. Abdurrahman (A1C117015) akan menjawab no.3 yaitu Karena formalin mengandung sedikit atom c sedangkan benzaldehid sedekit sukar mengendap sehingga llebih lama membentuk cermin kaca
BalasHapus