Rabu, 24 April 2019

Jurna Praktikum Kimor 1 Perc 9 " Keisomeran Geometri"


JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
“KEISOMERAN GEOMETRI”






DISUSUN OLEH
SRI LESTARI (A1C117041)

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSULRIZAL.M.Si




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019


Percobaan 9
I.      Judul                : Keisomeran Geometri
II.    Hari/ tanggal   : Jumat/26 april 2019
III.  Tujuan             : Adapun tujuan praktikkum pada kali ini yaitu :
1.   Dapat mengetahui azas dasar keisomeran ruang, khususnya isomer geometri
2. Dapat mengetahui perbedaan konfigurasi cis dan trans secara kimia dan fisika
IV.   Landasan teori
               Sifat-sifat keisomeran dapat ditentukan dengan struktur ruang atom-atom dalam molekul. Bila dua gugus yang saling reaktif adalah cis dan trans satu terhadap yang lainya, maka dari sini dapat dengan muda ditunjukan perbedaan geometri secara kimia, seperti halnya asam  maleat dan asam fumarat, yaitung masing-masing cis asam butebaldioat. Jika asam maleat dipanaskan dalam suatu tabung tertutup diatas titik lelehnya 1300C, maka akan dihasilkan anhidrat maleat dan 1 mol molekul air

Sedangkan asam fumarat tidak meleleh tetapi dapat menyublim pada  suhu 1280C seta membentuk anhidrat polimerik atau pada suhu  yang tinggi berubah menjadi anhidrat maleat. Ikatan rangkap C=C untuk sementara waktu diubah menjadi ikatan tunggal C-C dan melalui ikatan inilah perputaran dapat berlangsung dengan bebas peristiwa inilah yang dapat mengakibatkan perubahan isomer-isomer geometri  seperti asam maleat menjadi asam fumarat.

Pengubahan isomer-isomer geometri dari yang satu ke yang lain, boleh dijalankan melalui pembentukan senyawa antara yang bersifat ion ataupun radikal bebas. Pada percobaan kali ini dimana asam maleat akan direfluk dengan asam klorida yang akan mengubahnya menjadi asam fumarat yang lebih stabil, dimana asam fumarat lebih sedikit larut didalam air dibandingkan dengan asam maleat sehingga menyebabkan mudah mengkristal dari larutan selama reaksi berjalan. Berikut syarat reaksi yang sudah disarankan sebagai berikut:
Isomer adalah suatu molekul yang mempunyai rumus molekul sama tetapi memiliki pengaturan yang berbeda kecuali setiap pengaturan yang berada hanya karena molekul berputar secara keseluruhan atau berputar secara obligasi tertentu. Dimana suatu molekul mempunyai rumus struktur. Rumus molekul merupakan suatu rumus umum yang dimiliki oleh suatu senyawa yang dala hal ini kadang kalo sama dengan rumus molekul pada senyawa organic yang lain. Sedangkan rumus struktur adalah rumus yang dimiliki oleh suatu senyawa ynag membedakanya dengan senyawa organic yang lainya. Isomer geometri adalah suatu isomer yang dibedakan oleh suatu  perbedaan letak atau gugus ruangan.  Isomer geometri ini juga sering disebut dengan isomer cis – trans. Isomer ini tidak terdapat pada komplek dengan struktur linear, trigonal planat dan tetrahedral. Komplek-komplek yang beraksi sangat lambat dan komplek inert merupakan suatu komplek yang mempunyai isomer, hal ini disebabkan karena molekul-molekul komplek sangat cepat atau komplek-komplek yang labil, sering bereaksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil ( Rivai, 2013)
                        Satu atau lebih gugus fungsi yang dimiliki oleh senyawa organic yang terikat pada atom karbon yang berikatan tunggal maupun berikatan rangkap. Dimana gugus yang berikatan tunggal akan bebas berotasi sepanjang ikatan tunggal –C-C- sehingga tidak dapat dibedakan orientasi bidang ruang gugus fungsi. Sedangkan untuk gugus atau atom yang berikatan rangkap atau atom siklik maka gugus tersebut tidak dapat berorientasi secara bebas atau atomya dapat diidentifikasi sehingga disebut denga isomer geometri.  

Isomer geometri ini dapat ditemukan dalam senyawa organic pada rantai siklik misalnya pada pada cincin senyawa sikloheksana yang terbentuk bidang pseudo yang mana dapat digunakan untuk menetapka suatu orientasi relative atom maupun gugus terikat pada suatu cincin tersebut(stereokimia), dimana suatu orientasi dapat berada pada sisi cinci disebut “atas” sedangkan sisi yang lain disebut “bawah“. Gugus atau atom yang terletak diatas bidang rata-rata cincin (atas) dapat ditunjukan dengan menggunakan ikatan yang berbentuk baji sedangkan untuk ikatan atom atau kelompok yang terletak dibawah cincin dapat ditunjukan dengan garis tetas

                        Pada bidang ilmu kimia, isomer merupakan molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama ( dan sering dengan jenis ikatan yang sama) namu mempunyai susunan atom yang berbeda. Dimana isomer mempunyai sifat kimia yang mirip satu sama lain.  Terdapat istilah lain tentang isomer yaitu isomer nuklir yang isomer nuklir adalah merupakan inti-inti atom yang mempunyai tingkat eksitasi yang berbeda. Contoh sebagai berikut suatu isome yaitu C3H8O , dimana pada isomer tersebut terdapat 5 isomer dengan rumus kimia tersebut, yaitu terdapat 2 molekul alcohol dan propanol serta sebuah molekul eter. Dua molekul alcohol yaitu 1-propanol (n-propil alcohol, 3), dan 2-propanol (isopropil alcohol ,II). Pada molekul pertama, suatu atom oksigen terikat pada ujung karbon, sedangkan pada molekul kedua, atom oksigen terikat pada karbon kedua( tengah). Diman kedua alcohol tersebut mempunyai sifat kimia yang mirip. Sedangkan pada isomer yang ketiga, metil etil eter mempunyai perbedaab sifat yang sangat signifikan  terhadap dua molekul yang sebelumnya. Senyawa ini bukan sebuah akohol namun sebuah senyawa eter. Dimana atom oksigen terikat pada dua atom karbon bukan satu atom karbon dan satu hydrogen seperti halnya alcohol, eter tidak  memiliki gugus hidroksil (Rahmiwati, 2011)
                        Isomer ruang merupakan tipe isomer dimana dua senyawa yang berbeda didalam hal kedudukan relative dua gugus terikat disekitar ikatan rangkapnya. Sebagai contoh adalah asam fumarat, yang memiliki 2 gugus yaitu gugus COOH dan gugus –H yang terletak pada sisi ikatan rangkap yang berlawanan (trans). Isomer geometri  sering juga disebut cis-trans. Contoh lainya dalah senyawa 1,2 dikloro etana. Isomer cis dan isomer trans sering kali mempunyai sifat-sifat fisika yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena bentuk molekul atau momen dipolsecara keseluruhan. Dimana perbedaan ini didapatkan sangat kecil, seperti yang terlihat pada titik didih alkena berarti lurus 2-pentana ( titik didih isomer trans 360C dan isomer cis 370C )( Fessenden, 1998).
                        Pasangan isomer cis dan trans termasull dalam katagori umum stereo isomer yaitu senyawa yang sama memiliki struktur yang sama, berbeda dengan halnya dalam penataan atom-atomdalam ruangan. Lebih lanjut pasangan isomer ini lebih lanjut pasangan isomer ini termasuk dalam katagaori yang spesifik, dimmana isomer geometri juga disebut dengan isomer cis dan trans. Stereoisomer-stereoisomer yang berada gugus-gugus berada pada satu sisi atau berada pada sisi yang berlawanan terhadap letak suatu ketegaran molekul. Keisomer  cis-trans komplek terjadi pada beberapa senyawa komplek yang memiliki sutu bilanga kordinasi yaitu U,S dan G. untuk bilangan kordinasi U keisomer hanya terjadi pada bangun berisi empat ligan-ligan sama jaraknya ke logam pusat. Misalnya pada senyawa komplek pada platina (II),[pb(NH3)2 Br2], mempunyai dua senyawa isomer yang berbeda kelarutan, warna dan sifat-sifat lainya  ( Sehadi,2014)


Alata  dan Bahan
4.1.Alat
1.      Erlenmeyer 125 ml
2.      Pembakar bunsen
3.      Corong buchener
4.      Labu bulat 400 ml
5.      Alat penentu titik leleh
5.2.   Bahan
1.      Kertas saring
2.      Anhidrat maleat
3.      Hcl pekat
4.      Kondesor refluks

V.     Prosedur Kerja
1.      Didihkan 20 ml air suling didalam Erlenmeyer 125 ml
2.      Ditambahkan 15 gr anhidrat maleat, anhidrat mulai melebur pada suhu 1530C dan beraksi dengan air menghasilkan asam maleat yang sangat larut dalam air panas( 400 gr/100ml) dan larut dalam air dinggin 79 gr/100ml) pada suhu 25 0C
3.   Didinginkan labu dibawah pancaran air kran sampai sejumlah maksimum asam maleat mengkristal dari larutan dilakukan setelah larutan menjadi jernih
4.      Dikumpulkan asam maleat diatas corong Buchner
5.      Dikeringkan dan ditentukan titik lelehnya dan didapatkan filtratnya
6.      Dipindahkan filtratnya kedalam labu budar 100 ml
7.      Ditambahkan 15 Hcl pekat
8.     Direfluk secara perlahan-lahan selama 10 menit, kristal maleat akan mengedap dari larutan
9.      Didinginkan larutan pada suhu kamar
10.  Dikumpulkan asam maleat dalam corong Buchner dan rekkristalisasi dalam air
11.  Ditentukan titik lelehnya dengan menggunakan malting blog logam.



Pertanyaan:
1. apa fungsi penambahan HCL pada percobaan di atas?
2.Apa fungsi chip yang diletakan dibawah pada kondesor?
3. apa prisip dari metode refluk?

Senin, 15 April 2019

Jurnal Kimor 1 Perc 8 “KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
“KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM ”





DISUSUSN OLEH
                                                                                                    SRI LESTARI(A1C117041)

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSULRIZAL.M.Si




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019



Percobaan 8
I.                   Judul                    : Kromatografi Lapis Tipis dan Kolom
II.                Hari/tanggal         : kamis/18 april 2019
III.             Tujuan                 : Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu :
1.      Dapat mengetahui teknik-teknik dalam kromoatografi lapis tipis dan kolom
2.   Dapat mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatografi
3.      Dapat membedakan antara kromatografi tipis dan kolom


IV.             Landasan Teori
Pada teknik kromatografi campuran senyawa dapat dipisahkan menjadi suatu komponen berdasarkan pendistribusian zat antara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Kromatografi mempunyai azas penting yaitu bahwa sennyawa yang berbeda memiliki koefisien distribu yang berbeda duantara dua fase. Senyawa yang berinteraksi lemah dalam fase diam akan lebih lama tinggal dalam fase gerak dan bergerak cepat dalam sistem kromotografi. Sebaliknya jika senyawa yang berinteraksi kuat dalam fase diam akan bergerak lebih lambat. Idealnya, setiap kompone dalam campuran senyawa dengan laju yang bebeda-beda didalam sistem kromatografi. Dari laju yang berbeda-beda inilah yang menyembabkan pemisahan terjadi secara sempurn. Kromatografi dapat digunakan untuk menganalisis secara kuantitatif maupun kualitatif. Istilah preparatif merujuk pada  pemisahan dalam skala besar yang menghasillkan pemisahanya dapat digunakan lebih lanjut. Silikat jel (SiO2H2O) dan alumina terhidrasi (Al2O3) digunakan sebagai bahan penjerap ( stasioner). Pada permukaan bahan ini mempunyai kemampuan untuuk menjerap senyawa organic. Semakin polar senyawa organic yang ditandai dengan gugus fungsi karbonil, nitri, hidroksil, amino, karbosilat, maka akan semakin kuat untuk menjerap molekul air sehingga keaktifan menurun dengan kata lain keaktifan bahan penjerap dikendalikan melalui kandungan air. Pada kromatografi lapis tipis atau TlC bahan penjerap diletakan tersebar pada plat kaca, alumunium atau plastic. Kromatografi lapis tipis mempunyai kelebihan dibandinkan dengan metode kromatografi yaitu dimana pekerjaanya lebih cepat dan bahan dapat disesuaikan dengan keperluan serta pemisahanya baik. Identifikasi senyawa dapat dilakukan dengan menghitung dan membandingkan harga Rf semua zat terpisah dengan Rf zat sutentik. Dengan rumus sebagai berikut:
(tim kimia organic 1, 2016)
Kromotografi asalah salah satu teknik yang digunakan untuk anlisis didalam kimia organic khususnya digunakan untuk memisahkan campuran –campuran zat menjadi sebuah komponen-komponen penyusunnya, sehingga komponen-komponen tersebut dapat dianalissi secara menyeluruh. Kromatografi dibagi menjadi beberpa kromatografi diantaranya yaitu kromatografi lapis tipis, kromatografi kolom, kromatografi gas, kromatografi penukar ion,dan kromatografi afinitas yang mana semua kromatografi tersebut memiliki prisip kerja yang sama. Ada beberapa istilah penting didalam kromatografi sebagai berikut
Istilah Penting
Pengertian
Fasa Gerakor pengemban
Pelarut yang mengalir didalam kolom atau lapisan tipis khroamtogram
Fasa diamor adsorben
 Zat padat yang mengisi kolom atau melekat atau menempel pada lapisan plat atau kaca atau kertas baik berupa silika gel, selulosa, atau okta dodesil sulfat yang lazim tergantung jenis khromatografinya.
Eluen
Campuran pelarut yang dialirkan kedalam kolom atau merambat pada lapis tipis atau kertas
Eluat
Cairan yang keluar dari kolom yang membawa komponen tertentu dari campuran zat yang akan dipisahkan.
Elusi
Proses memisahkan komponen tertentu dari suatu campuran melalui kolom khromatografi dengan menggunakan kombinasi pelarut tertetnu.
Analit
Komponen-komponen Campuran yang  telah memisah melalui proses khromatografi.















                                          (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-  khromatografi/)

                      Kromatografi kolom merupakan terknik dalam kromatografi yang paling awal dilakukan oleh D.T Davi yaitu membedakan komposisi minyak bumi. Dilihat dari mekanisme nya kromatografi serapan atau adsorpsi. Kromatografi kolom adsopsi merupakan termasuk kedalam pemisahan cair-padat. Dimana zat atau subtract padat (adsorben) bertidak sebagai fase diam yang sifatnya tidak larut dalam fasa cair, sedangkan cair bertindak sebagia fase bergerak yang bergerak membawa komponen-komponen campuran sepanjang kolom. Yang menjadi prisip dalm kromatografi kolom adsopsi yaitu bahwa komponen-komponen dalam zat harus memiliki afinitas yang berbeda-beda terhadap adsorben dalam kolom. Jika kita mengalirkan  cairan ( elutor ) secara kontiyu yang berisi zat contoh yang telah diadsorpsipkan oleh penyarat kolom, maka yang akan dikatakan sebagai elutor yaitu komponen yang paling lemah yang terikat dengan adsorben. Sedangkan komponen-komponen lainya akan dihanyutkan menurut urutan afinitasnya terhadap adsorben sehingga terjadi pemisan kompnen-komponen tersebut. Pemisan tergantung pada kesetimbangan yang terbentuk pada bidang antar muka diantara butiran-butiran adsorben dan fase gerak serta kelarutan relative komponen pada fase geraknya( indriyani, 2015)
                        Kromatografi lapis tipis digunakan untuk pemisaha-pemisahan atas dasar perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam dibawah gerakan pelarut pengembang. Pada indentifikasi noda. Jika noda sudah berwarna dapat langsung ditentukan dan ditentukan harga Rf. Dimana Rf merupakan nilai dari jarak relative pada pelarut. Rf ini dihitung dari jarak yang ditempuh oleh komponen-komponen dibagi dengan gerak tempuh oleh elven (fase gerak) untuk setiap senyawa. Rf juga digunakan untuk menentukan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam, oleh sedab itu Rf juga disebut factor referensi. Factor-faktor yang dapat mempengaruhi gerakan noda dalam proses kromatografi yaitu sebagai berikut ;
1.      Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan
2.      Tebal dan kerataan dari dari lapisan penyerap
3.      Pelarur fase gerak
4.      Derajat kejenuhan dan uap dalam benjana
5.      Teknik percobaan
6.      Jumlah cuplikat yang digunakan
7.      Suhu dan kesetimbangan
Setiam kromatografi mempunyai yang namanya fase diam dapat berupa padatan atau kombinasi cairan-padatan serta fase gerak yang berupa cairan atau gas. Dimana fase gerak mengalir melewati fase diam dengan membawa komponen-komponen yang berbeda dan akan memiliki laju yang berbeda pula ( Suhaimin, 2012)

Kromatografi kolom memiliki teknik pemisahan yang mana teknik pemisahan kromatografi partisi dengan kromatografi kalom adsorpsi memiliki teknik yang hamper sama. Perbedaan teknik yang paling utama yaitu terletak pada sifat dan penyerapan yang digunkan. Pada kromatografi kolom pertisi penyerapanya berupa materi padat berpori seperti silikat gel yang permukaannya dilapisi zat cair. Dalam hal ini zat padat hanya digunkan sebagai penyanggah sedangkan zat cair diadsopsikan padat yang sejauh mungkin inert terhadap senyawa-senyawa yang akan dipisahkan, zat padat yang digunakan sebagai penyongkong atau penyanggah harus menyerap dan menahan fase diam serta harus membuat permukaan seluas mungkin untuk mengalirkan fase bergerak. Penyanggah pada umumnya ini bersifat polar dan fase diam lebih polar daripada fase bergeraknya berupa cair dan gas. Yang mengalirkan komponen-komponen melewati kolom. Jika fase geraknya dari cairan maka akan diperoleh kromatografi kolom partisi cair-cair (Riswiyanto,2014)


V.                Alat dan Bahan
a.       Alat
ü  Lap
ü  5 plat
ü  Kaca besar
ü  Pita selotif
ü  Batang pengaduk
ü  Gelas piala 100 ml
ü  Cawan petri
ü  Tabung reaksi kecil
ü  Pipa gelas kapiler
ü  Plat TCl
ü  Gelas piala 250 ml
ü  Rotary evaporator
ü  Pipet tetes
5.2. Bahan
ü  Methanol
ü  Etanol
ü  Etil
ü  Kloroform
ü  Silikat gek
ü  Kertas saring
ü  Kristal iod
ü  Serium sulfat
ü  Kristal  na-sulfat anhidrat
ü  Cairan ekstrak obat
ü  Ektrak buah naga
ü  Ekstrak buah semngka
ü  Ekstrak buah nanas
ü  Ektrak buah papaya
ü  Ektrak tomat
ü  Ekstrak bunga sepatu
ü  Ektrak wortel
ü  Ektrak bayam
ü  Ektrak kentang


VI.             Prosedur Kerja
7.1  Kromotografi Lapis Tipis
ü  Siapkan Plat TLC
ü  Dibuat larutan pengembang dalam gelas piala 1L  dengan komposisi Etanol : Metanol : Kloroform     : Etil- Asetat : n-heksan : Aseton ( 40 : 68 : 108 : 115 : 140 : 152 ) ml
ü  Dibuat 10 larutan sampel daari 10 ekstrak tanaman dengan 5 ml metanol
ü  Diambil Masing- masing larutan sampel yang sudah di ekstrak dibubuhkan ( ditotolkan ) diatas pelat TLC dengan jarak kira-kira 1cm dari tepi pelat kaca.
ü  Dikeringkan noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup)
ü  Dimasukkan pelat ke dalam bejana pengembang
ü  Dibiarkan proses ini berlangsung sampai garis dmencapai 1 cm dari tepi atas pelat
ü  Diangkat pelat dari bejana, lihat noda dengan lampu UV atau dibuat larutan dengann serium sulfat
ü  Dihitung dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.

7.2  Komatografi Kolom
ü  Disiapkan 10 ekstrak daun
ü  Disiapkan kolom kromatografi
ü  Disumbat bagian bawah kolom dengan glass wool
ü  -Dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal
ü  Dilarutan tersebur kemudian dimasukkan kedalam kromatografi kolom
ü  Dimasukkan sampel yang akan di kromatografi
ü  Diteteskan Pelarut harus terus- menerus diteteskan kedalam kolom
ü  Ditampung tetesan yang keluar dari kolom ditampung dengan beberapa tabung reaksi bersih dan dipisahkan berdasarkan warnanya.


Lampiran video
Pertanyaan :

1.   Pada proses persiapan lempeng, kenapa lempeng harus dioven terlebih dahulu?
2.   Apa fungsi dilakukan ultrasonic pada tahap persiapan sampel?
3.   Pada proses eluasi, apa yang terjadi pada lempeng yang ditotolin dengan sampel?

  






                       


Laporan Praktikum Kimor perc 9 "Keisomeran Geometri"

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I KEISOMERAN GEOMETRI                                                                 DISUSUS...