Senin, 15 April 2019

Jurnal Kimor 1 Perc 8 “KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
“KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM ”





DISUSUSN OLEH
                                                                                                    SRI LESTARI(A1C117041)

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSULRIZAL.M.Si




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019



Percobaan 8
I.                   Judul                    : Kromatografi Lapis Tipis dan Kolom
II.                Hari/tanggal         : kamis/18 april 2019
III.             Tujuan                 : Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu :
1.      Dapat mengetahui teknik-teknik dalam kromoatografi lapis tipis dan kolom
2.   Dapat mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatografi
3.      Dapat membedakan antara kromatografi tipis dan kolom


IV.             Landasan Teori
Pada teknik kromatografi campuran senyawa dapat dipisahkan menjadi suatu komponen berdasarkan pendistribusian zat antara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Kromatografi mempunyai azas penting yaitu bahwa sennyawa yang berbeda memiliki koefisien distribu yang berbeda duantara dua fase. Senyawa yang berinteraksi lemah dalam fase diam akan lebih lama tinggal dalam fase gerak dan bergerak cepat dalam sistem kromotografi. Sebaliknya jika senyawa yang berinteraksi kuat dalam fase diam akan bergerak lebih lambat. Idealnya, setiap kompone dalam campuran senyawa dengan laju yang bebeda-beda didalam sistem kromatografi. Dari laju yang berbeda-beda inilah yang menyembabkan pemisahan terjadi secara sempurn. Kromatografi dapat digunakan untuk menganalisis secara kuantitatif maupun kualitatif. Istilah preparatif merujuk pada  pemisahan dalam skala besar yang menghasillkan pemisahanya dapat digunakan lebih lanjut. Silikat jel (SiO2H2O) dan alumina terhidrasi (Al2O3) digunakan sebagai bahan penjerap ( stasioner). Pada permukaan bahan ini mempunyai kemampuan untuuk menjerap senyawa organic. Semakin polar senyawa organic yang ditandai dengan gugus fungsi karbonil, nitri, hidroksil, amino, karbosilat, maka akan semakin kuat untuk menjerap molekul air sehingga keaktifan menurun dengan kata lain keaktifan bahan penjerap dikendalikan melalui kandungan air. Pada kromatografi lapis tipis atau TlC bahan penjerap diletakan tersebar pada plat kaca, alumunium atau plastic. Kromatografi lapis tipis mempunyai kelebihan dibandinkan dengan metode kromatografi yaitu dimana pekerjaanya lebih cepat dan bahan dapat disesuaikan dengan keperluan serta pemisahanya baik. Identifikasi senyawa dapat dilakukan dengan menghitung dan membandingkan harga Rf semua zat terpisah dengan Rf zat sutentik. Dengan rumus sebagai berikut:
(tim kimia organic 1, 2016)
Kromotografi asalah salah satu teknik yang digunakan untuk anlisis didalam kimia organic khususnya digunakan untuk memisahkan campuran –campuran zat menjadi sebuah komponen-komponen penyusunnya, sehingga komponen-komponen tersebut dapat dianalissi secara menyeluruh. Kromatografi dibagi menjadi beberpa kromatografi diantaranya yaitu kromatografi lapis tipis, kromatografi kolom, kromatografi gas, kromatografi penukar ion,dan kromatografi afinitas yang mana semua kromatografi tersebut memiliki prisip kerja yang sama. Ada beberapa istilah penting didalam kromatografi sebagai berikut
Istilah Penting
Pengertian
Fasa Gerakor pengemban
Pelarut yang mengalir didalam kolom atau lapisan tipis khroamtogram
Fasa diamor adsorben
 Zat padat yang mengisi kolom atau melekat atau menempel pada lapisan plat atau kaca atau kertas baik berupa silika gel, selulosa, atau okta dodesil sulfat yang lazim tergantung jenis khromatografinya.
Eluen
Campuran pelarut yang dialirkan kedalam kolom atau merambat pada lapis tipis atau kertas
Eluat
Cairan yang keluar dari kolom yang membawa komponen tertentu dari campuran zat yang akan dipisahkan.
Elusi
Proses memisahkan komponen tertentu dari suatu campuran melalui kolom khromatografi dengan menggunakan kombinasi pelarut tertetnu.
Analit
Komponen-komponen Campuran yang  telah memisah melalui proses khromatografi.















                                          (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-  khromatografi/)

                      Kromatografi kolom merupakan terknik dalam kromatografi yang paling awal dilakukan oleh D.T Davi yaitu membedakan komposisi minyak bumi. Dilihat dari mekanisme nya kromatografi serapan atau adsorpsi. Kromatografi kolom adsopsi merupakan termasuk kedalam pemisahan cair-padat. Dimana zat atau subtract padat (adsorben) bertidak sebagai fase diam yang sifatnya tidak larut dalam fasa cair, sedangkan cair bertindak sebagia fase bergerak yang bergerak membawa komponen-komponen campuran sepanjang kolom. Yang menjadi prisip dalm kromatografi kolom adsopsi yaitu bahwa komponen-komponen dalam zat harus memiliki afinitas yang berbeda-beda terhadap adsorben dalam kolom. Jika kita mengalirkan  cairan ( elutor ) secara kontiyu yang berisi zat contoh yang telah diadsorpsipkan oleh penyarat kolom, maka yang akan dikatakan sebagai elutor yaitu komponen yang paling lemah yang terikat dengan adsorben. Sedangkan komponen-komponen lainya akan dihanyutkan menurut urutan afinitasnya terhadap adsorben sehingga terjadi pemisan kompnen-komponen tersebut. Pemisan tergantung pada kesetimbangan yang terbentuk pada bidang antar muka diantara butiran-butiran adsorben dan fase gerak serta kelarutan relative komponen pada fase geraknya( indriyani, 2015)
                        Kromatografi lapis tipis digunakan untuk pemisaha-pemisahan atas dasar perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam dibawah gerakan pelarut pengembang. Pada indentifikasi noda. Jika noda sudah berwarna dapat langsung ditentukan dan ditentukan harga Rf. Dimana Rf merupakan nilai dari jarak relative pada pelarut. Rf ini dihitung dari jarak yang ditempuh oleh komponen-komponen dibagi dengan gerak tempuh oleh elven (fase gerak) untuk setiap senyawa. Rf juga digunakan untuk menentukan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam, oleh sedab itu Rf juga disebut factor referensi. Factor-faktor yang dapat mempengaruhi gerakan noda dalam proses kromatografi yaitu sebagai berikut ;
1.      Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan
2.      Tebal dan kerataan dari dari lapisan penyerap
3.      Pelarur fase gerak
4.      Derajat kejenuhan dan uap dalam benjana
5.      Teknik percobaan
6.      Jumlah cuplikat yang digunakan
7.      Suhu dan kesetimbangan
Setiam kromatografi mempunyai yang namanya fase diam dapat berupa padatan atau kombinasi cairan-padatan serta fase gerak yang berupa cairan atau gas. Dimana fase gerak mengalir melewati fase diam dengan membawa komponen-komponen yang berbeda dan akan memiliki laju yang berbeda pula ( Suhaimin, 2012)

Kromatografi kolom memiliki teknik pemisahan yang mana teknik pemisahan kromatografi partisi dengan kromatografi kalom adsorpsi memiliki teknik yang hamper sama. Perbedaan teknik yang paling utama yaitu terletak pada sifat dan penyerapan yang digunkan. Pada kromatografi kolom pertisi penyerapanya berupa materi padat berpori seperti silikat gel yang permukaannya dilapisi zat cair. Dalam hal ini zat padat hanya digunkan sebagai penyanggah sedangkan zat cair diadsopsikan padat yang sejauh mungkin inert terhadap senyawa-senyawa yang akan dipisahkan, zat padat yang digunakan sebagai penyongkong atau penyanggah harus menyerap dan menahan fase diam serta harus membuat permukaan seluas mungkin untuk mengalirkan fase bergerak. Penyanggah pada umumnya ini bersifat polar dan fase diam lebih polar daripada fase bergeraknya berupa cair dan gas. Yang mengalirkan komponen-komponen melewati kolom. Jika fase geraknya dari cairan maka akan diperoleh kromatografi kolom partisi cair-cair (Riswiyanto,2014)


V.                Alat dan Bahan
a.       Alat
ü  Lap
ü  5 plat
ü  Kaca besar
ü  Pita selotif
ü  Batang pengaduk
ü  Gelas piala 100 ml
ü  Cawan petri
ü  Tabung reaksi kecil
ü  Pipa gelas kapiler
ü  Plat TCl
ü  Gelas piala 250 ml
ü  Rotary evaporator
ü  Pipet tetes
5.2. Bahan
ü  Methanol
ü  Etanol
ü  Etil
ü  Kloroform
ü  Silikat gek
ü  Kertas saring
ü  Kristal iod
ü  Serium sulfat
ü  Kristal  na-sulfat anhidrat
ü  Cairan ekstrak obat
ü  Ektrak buah naga
ü  Ekstrak buah semngka
ü  Ekstrak buah nanas
ü  Ektrak buah papaya
ü  Ektrak tomat
ü  Ekstrak bunga sepatu
ü  Ektrak wortel
ü  Ektrak bayam
ü  Ektrak kentang


VI.             Prosedur Kerja
7.1  Kromotografi Lapis Tipis
ü  Siapkan Plat TLC
ü  Dibuat larutan pengembang dalam gelas piala 1L  dengan komposisi Etanol : Metanol : Kloroform     : Etil- Asetat : n-heksan : Aseton ( 40 : 68 : 108 : 115 : 140 : 152 ) ml
ü  Dibuat 10 larutan sampel daari 10 ekstrak tanaman dengan 5 ml metanol
ü  Diambil Masing- masing larutan sampel yang sudah di ekstrak dibubuhkan ( ditotolkan ) diatas pelat TLC dengan jarak kira-kira 1cm dari tepi pelat kaca.
ü  Dikeringkan noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup)
ü  Dimasukkan pelat ke dalam bejana pengembang
ü  Dibiarkan proses ini berlangsung sampai garis dmencapai 1 cm dari tepi atas pelat
ü  Diangkat pelat dari bejana, lihat noda dengan lampu UV atau dibuat larutan dengann serium sulfat
ü  Dihitung dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.

7.2  Komatografi Kolom
ü  Disiapkan 10 ekstrak daun
ü  Disiapkan kolom kromatografi
ü  Disumbat bagian bawah kolom dengan glass wool
ü  -Dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal
ü  Dilarutan tersebur kemudian dimasukkan kedalam kromatografi kolom
ü  Dimasukkan sampel yang akan di kromatografi
ü  Diteteskan Pelarut harus terus- menerus diteteskan kedalam kolom
ü  Ditampung tetesan yang keluar dari kolom ditampung dengan beberapa tabung reaksi bersih dan dipisahkan berdasarkan warnanya.


Lampiran video
Pertanyaan :

1.   Pada proses persiapan lempeng, kenapa lempeng harus dioven terlebih dahulu?
2.   Apa fungsi dilakukan ultrasonic pada tahap persiapan sampel?
3.   Pada proses eluasi, apa yang terjadi pada lempeng yang ditotolin dengan sampel?

  






                       


3 komentar:

  1. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no. 3 menurut saya 3. Zat yang ditotolkan tdi akan merambat dari titik penotolan sampai akhir elusi kira-kira 2/3 atau diatas 10 cm dari yng seharusnya 15 cm (sanaq elfira, A1C117071)

    BalasHapus
  2. Saya Febry (073) akan menjawab pertanyaan nomor 2. Untuk melarutkan partikel-partikel dalam suatu sampel yng mana psrtikel tersrbut sukar larut. terimakasih.

    BalasHapus
  3. Hallo sri, saya Yuyun Ernawati dengan NIM A1C117063 akan menciba menjawab pertanyaan nomor 1, menurut saya dilakukan pengovenan pada pelat yaitu untuk menghilangkan kadar air pada pelat tersebut dimna proses pengovenan dilakukan selama 30 menit

    BalasHapus

Laporan Praktikum Kimor perc 9 "Keisomeran Geometri"

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I KEISOMERAN GEOMETRI                                                                 DISUSUS...