LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
ANILISIS KUALITATIF UNSUR UNSUR ORGANIK
DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN
DISUSUSUN
OLEH
SRI
LESTARI (A1C117041)
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSULRIZAL.M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VII. Data Pengamatan.
7.1 Analisa unsur
7.1.1 Karbon dan Hidrogen
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Ditempatkan 1-2 gram serbuk CuO kering di atas pemanas
bunsen
|
Warna CuO hitam dan tidak ada terjadi perubahan
|
2
|
Dicampurkan dengan gula (1/10 jumlah CuO)
|
Gula larut
|
3
|
Dialirkan melalui pipa ke tabung yang berisi 10ml
Ca(OH)₂ lalu dipanaskan
|
Terdapat uap air dan gelembung gas pada tabung reaksi
|
7.1.2 Halogen
a. Tes Beilsten
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dipanaskan kawat tembaga
|
warna kawat menjadi kemerah-merahan
|
2
|
Di dinginkan, ditetesi 2 tetes benzena, dipijarkan
|
Ada bau gas dan warna merah pudar dan akhirnya kembali
putih
|
b. Tes CaO
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dipanaskan sejumlah CaO sampai suhu tinggi
|
CaO berbentuk gumpalan / padatan
|
2
|
Saat masih panas, ditambahkan 2 tetes benzena
|
Tercium bau gas menyengat dan terdapat uap air di
pinggir bagian dalam tabung
|
3
|
Setelah dingin, didihkan dengan 5ml air suling
|
Larutan menjadi keruh
|
4
|
Dituangkan ke dalam gelas kimia dan dilarutkan dalam
HNO₃ encer
|
Muncul gelembung dan larutan jernih
|
7.1.3 Metode leburan dengan Natrium
a. Belerang
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Diasamkan 3ml larutan L (NaOH) dengan asam asetat
|
Warna larutan bening
|
2
|
Di didihkan, diperiksa dengan kertas saring basah yang
telah ditetesi Pb-asetat 10%
|
Larutan naik ke permukaan tabung mendekati kertas
saring, terdapat gelembung-gelembung seperti minyak
|
3
|
Larutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida
|
Larutan berubah warna dari bening ke kuning pudar
|
b. Nitrogen
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
|
Larutan L (Amoniak)
|
Larutan L (Putih telur)
|
||
1
|
3 ml larutan L ditambahkan 5 tetes larutan FeSO₄
|
Terdapat gumpalan cokelat kehitaman
|
Warna kuning
bagian bawah dan warna putih atas
|
2
|
Ditambahkan 1 tetes larutan FeCl₃
|
Di tengah-tengah terdapat minyak kekuningan
|
Warna kuning pekat
|
3
|
Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10%
|
Gumpalan menjadi buyar
|
Warna kuning emas pekat
|
4
|
Ditambahkan 1-2 ml larutan NaOH 10%, lalu di didihkan
|
Gumpalan berkumpul ke bawah (mengendap), saat di
didihkan larutan menjadi putih susu
|
Warna perlahan menjadi biru, saat dididihkan
meletup-letup
|
5
|
Diasamkan dengan asam sulfat encer
|
Larutan berwarna biru berlin
|
Warna menjadi biru Berlin, bagian permukaan warna
kuning pudar
|
c. Halogen
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Diasamkan 3ml larutan L dengan larutan HNO₃ encer
|
Tidak terjadi reaksi
|
2
|
Di didihkan selama 1 menit
|
Terjadi letupan-letupan
|
3
|
Ditambahkan 5 ml larutan AgNO₃ encer, dilanjutkan
pendidihan
|
Warna abu-abu kecokelatan, saat di didihkan kembali
timbul banyak endapan halus
|
7.2 Penentuan kelas kelarutan
7.2.1 KelarutanGula
a. Kelarutan gula dalam air
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml air suling,
dikocok
|
Larutan jernih, gula larut dalam air (+)
|
b. Kelarutan gula dalam eter (benzena)
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml pelarut
benzena, dikocok
|
Larutan jernih, gula masih ada (+)
|
c. Kelarutan gula dalam NaOH 10 %
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml
larutan NaOH 10%, dikocok
|
Larutan jernih, gula larut (+)
|
d. Kelarutan gula dalam NaHCO₃ 5%
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml
larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
|
Timbul gelembung, gula larut (+)
|
e. Kelarutan gula dalam HCl
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 5 ml
larutan HCl 30%, dikocok
|
Larutan jernih, gula larut (+)
|
f. Kelarutan gula dalam H₂SO₄pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml
larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
|
Larutan kuning pudar, saat dikocok gula menggumpal
warna merah kehitaman, gula tidak larut (-)
|
g. Kelarutan gula dalam H₃PO₄ pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml
larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
|
Larutan jernih, butiran gula menyebar dilarutan (+)
|
7.2.2 KelarutanTepung
a. Kelarutan tepung dalam air
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml air
suling, dikocok
|
Larutan keruh, tepung tidak larut dalam air (-)
|
b. Kelarutan tepung dalam eter
(benzena)
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml pelarut
benzena, dikocok
|
Larutan keruh, tepung masih ada (-)
|
c. Kelarutan tepung dalam NaOH 10 %
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml
larutan NaOH 10%, dikocok
|
Larutan keruh, tepung mengendap (-)
|
d. Kelarutan tepung
dalam NaHCO₃ 5%
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml
larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
|
Larutan keruh, saat dikocok timbul gelembung (+)
|
e. Kelarutan tepung dalam HCl
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 5 ml
larutan HCl 30%, dikocok
|
Larutan sangat keruh (-)
|
2
|
Disaring, dinetralkan dengan 30 tetes NaOH
|
Larutan bening (-)
|
f. Kelarutan tepung
dalam H₂SO₄ pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml
larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
|
Larutan keruh, tidak panas, tidak berubah warna (-)
|
g. Kelarutan tepung dalam H₃PO₄ pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml
larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
|
Larutan jernih, ada endapan (+)
|
7.2.3 Kelarutan Minyak
a. Kelarutan minyak dalam
air
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml air suling,
dikocok
|
Larutan jernih, minyak dan air tidak menyatu (+)
|
b. Kelarutan
minyak dalameter (benzena)
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml pelarut
benzena, dikocok
|
Larutan jernih, minyak larut (+)
|
c. Kelarutan minyak dalamNaOH 10 %
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml
larutan NaOH 10%, dikocok
|
Larutan keruh, minyak merapung (-)
|
d. Kelarutan minyak dalam
NaHCO₃ 5%
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml
larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
|
Larutan jernih, minyak merapung (+)
|
e. Kelarutan minyak dalam HCl
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 5 ml
larutan HCl 30%, dikocok
|
Larutan jernih, minyak merapung (+)
|
f. Kelarutan minyak
dalam H₂SO₄ pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml
larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
|
Larutan jernih, minyak merapung (+)
|
g. Kelarutan minyak dalam H₃PO₄ pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml
larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
|
Larutan keruh, minyak merapung (-)
|
7.2.4 Kelarutan Putih telur
a. Kelarutan putih telur dalam air
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml air
suling, dikocok
|
Larutan keruh, berbusa (-)
|
b. Kelarutan putih telur dalam eter (benzena)
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml
pelarut benzena, dikocok
|
Larutan jernih, minyak merapung (+)
|
c. Kelarutan putih
telur dalam NaOH 10 %
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml
larutan NaOH 10%, dikocok
|
Larutan jernih, ada busa di permukaan (+)
|
d. Kelarutan
putih telur dalam NaHCO₃ 5%
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml
larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
|
Larutan jernih, berbusa (+)
|
e. Kelarutan putih telur dalam
HCl
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 5 ml
larutan HCl 30%, dikocok
|
Larutan keruh, ada endapan (-)
|
f. Kelarutan putih telu
rdalam H₂SO₄ pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml
larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
|
Larutan keruh, ada gumpalan diatas (-)
|
g. Kelarutan putih telur
dalam H₃PO₄ pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml
larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
|
Larutan jernih (+)
|
VIII. Pembahasan.
8.1. analisis unsur
Oleh karena itu identifikasi kandung unsur penyusun suatu senyawa organik dan penentuan kelarutan senyawa organik akan dapat mengungkapkan peran unsur tersebut dalam senyawa yang menyusunya. Selain itu dengan mengetahui unsur-unsur penyusun suatu senyawa akan dapat diestimasi rumus empiris dan rumus molekulnya. Selanjutnya dapat pula diprediksi sifat kelarutan suatu senyawa organik baik dalam pelarut polar maupun non polar. Perbedaan tingkat kelarutan suatu senyawa organik dalam suatu pelarut juga memrediksi kecendrungan senyawa tersebut dapat bereaksi dengan senyawa lain. Dengan mengetahui teknik-teknik analisis unsur penyusun suatu senyawa organik dan mengetahui tingkat kelarutan suatu senyawa organik dalam suatu pelarut anda dapat berinisiatif merancang eksperimen sendiri dan mendapat pengetahuan dan pemahaman baru (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/)
Oleh karena itu identifikasi kandung unsur penyusun suatu senyawa organik dan penentuan kelarutan senyawa organik akan dapat mengungkapkan peran unsur tersebut dalam senyawa yang menyusunya. Selain itu dengan mengetahui unsur-unsur penyusun suatu senyawa akan dapat diestimasi rumus empiris dan rumus molekulnya. Selanjutnya dapat pula diprediksi sifat kelarutan suatu senyawa organik baik dalam pelarut polar maupun non polar. Perbedaan tingkat kelarutan suatu senyawa organik dalam suatu pelarut juga memrediksi kecendrungan senyawa tersebut dapat bereaksi dengan senyawa lain. Dengan mengetahui teknik-teknik analisis unsur penyusun suatu senyawa organik dan mengetahui tingkat kelarutan suatu senyawa organik dalam suatu pelarut anda dapat berinisiatif merancang eksperimen sendiri dan mendapat pengetahuan dan pemahaman baru (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/)
8.1.1 Analisis unsur karbon dan hydrogen
Pada percobaan analisis karbo dan
hydrogen kita mengunakan bahan yaitu CuO dan gula. Mulanya kita melakukan
percobaan sesuai dengan prosedur, dimana CuO dimasukan kedalam cawa porselen
kemudian dipanaskan. Pada saat pemanasan CuO tidak mengalami perubahan dan warna
tetap hitam. Kemudian pada saat di tambahkan gula secara perlahan ketika CuO
masih hangat tidak terjadi reaksi antara CuO dengan gula. Setelah itu CuO yang telah dicampur dengan gula
dipindahkan ke tabung pyrex dengan dilengkapai sumbat dan pipa pengalir gas.
Pipa pengalir gas dihubungkan dengan tabung yang berisi larutan Ca(OH)2
dan campuran tadi dipanaskan. Pada saat proses pengaliran dari campuran ke
larutan Ca(OH)2 terdapat uap air diatas tabung reaksi (larutan
Ca(OH)2), dan gelembung gas pada tabung reaksi tersebut. Adanya uap
dan gelembung menandakan terdapat karbon dan hydrogen pada gula. Dimana CuO
dalam percobaan ini dugunakan sebagai pengoksidasi dan gula sebagai sampel yang
akan dianalisis. Dan gula pada saat pemanasan itu menghasilkan karbon dan uap
air karena gula merupakan senyawa organic.
8.1.2. Halogen
a. Tes Beilstein
pada percobaan halogen dengan menggunakan tes beilstein
untuk mengetahui kandungan halogen. Percobaan ini dilakukan sesuai dengan
prosedur yang sudah ada dengan menggunakan kawat tembangan. Kemudia kawat
tembaga dipanaskan sampai menjadi warnah merah-kemerahan dan tidak ada nyala
api lagi. Setelah itu kawan didingikan dan ditetesi dengan larutan benzene,
dimana tujuan ditetesi larutan benzene supaya kawat tembaga lebih steril
ataupun tidak terkontaminasi dengan zat pengotor atau penggagu. Setelah itu
kawat tembaga dibakar kembali dan terjadi perubahan warna menjadi oren warna
oren kehijau-hijauan. Dimana warna tersebut menandakan adanya unsur halogen
pada kawat tembaga.
b. tes CaO
pada percobana halogen
dengan menggunakan tes CaO. Tes ini lakukan dengan cara melakukan pemanasan
terhadap CaO pada cawan porselin, dan pada saat proses pemanasan CaO menjadi
menggupal serta warnanya menjadi abu-abu kehitaman yang menandakan adanya
kandungan karbon. Kemudian saat masih panas ditetesin dengan benzene 2 tetes
tercium bau gas yang menyengat dan dan terdapat uap air dipinggir bagian dalam,
setelah dingin kemudian didihkan kembali dengan 5 ml air suling larutan
tersebut menjadi keruh kemudian dituangkan kedalam gelas kimia dan dilarutkan
kedalam HNO3. Pada saat dilarutkan ke dalam HNO3 terdapat gelembung dan larutan menjadi
jernih. Kemudia ketika dilakukan penyaringan dan penambahan AgNO3 larutan
berubah menjadi warna abu-abu(keruh). Seharuhnya warna yang timbul pada hasil
akhir yaitu warna hijau berdasarkan literature karena warna asli dari halogen
adalah warna hijau. Namun pada percobaan yang kami lakukan tidak mendapatkan
warna hijau. Maka dapat dikatakan percobaan kami mengalami kesalahan yang
dikarenakan sifat kesalahn pada pratikan atapun benzene yang beraksi dengan CaO
dapat mengubah sifat khas dari halogen.
8.1.3 Metode leburan
dengan natrium
a. belerang
pada percobaan
menganalisi belerang dengan metode leburan dengan natrium. Kami lakukan sesuai
dengan prosedur yang ada. Akan tetapi kami tidak mendapatkan larutan L karena kami
tidak melakukan percobaan metode leburan dengan natrium, maka dari itu larutan
L, kami ganti menggunakan larutan NaOH. Kemudian larutan NaOH 3 ml diasamkan
dengan asam asetat yang mana pada saat diasamkan warna tetap bening. kemudian didihkan dan pada saat didihkan larutan
menggelegak Untuk mengamati adanya gas pada campuran tersebut dilakukan
penutupan tabung reaksi dengan menggunakan kertas saring yang sudah ditetesi
dengan Pb asetan. Jadi, dari prosedur tersebut didapatkan pengamatan bahwa
didalam campuran larutan tersebut gas, nah gas ini menyebabkan kertas saring
yang ditetesin dengn Pb-asetat mengembang seperti ada dorongan dari bawah.
Kemudian larutan L (NaOH) lainya ditambah dengan larutan Na-nitroprosida
sebanyak 1-2 tetes,kemudian diamati dan didapakan hasil yang mana NaOH yang
awalnya bening menjadi kuning keruh. Jadi dari pengamatan tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa larutan L mengandung belerang.
b. nitrogen
pada
percoban ini bertujuan untuk mengaetahui kandunagan nitrogen pada amoniak dan
putih telur dengan metode leburan dengan natrium. Kami melakukan percobaan ini
sesuai dengan prosedur yang sudah ada. Pada sampel amoniak, mula-mula amoniak 3
ml ditambahkan FeSO4 sebanyak 5 tetes dan didapatkan pengamatan
terdapat gumpalan coklat kehitam-hitaman seperti bubuk besi pada campuran tersebut.
Dan pada saat dilakukan penambahan Fecl3 pada campuran tersebut terjadi
berubahan warna yaitu menjadi warna kuning. Selanjutnya ditambah lagi pada
campuran tersebut dengan KF sebanyak 5 tetes, gumpalan coklat yang tadi
terbentuk menjadi buyar. Setelah di tambah dengan 2 ml NaOH mengakibatkan
gumpalan coklat yang tadi buyar turun dasat tabung reaksi. Kemudian dilakukan
pemanasan terhadap campuran larutan tersebut sehingga diperoleh bahwa larutan
tersebut menjadi kering dan terbentuk endapan putih dibagian tengah dan kuning dipinggir,
kemudian endapan tersebut ditetesin dengan 5 tetes H2SO4 serta dikocok yanng
mana dari penambahan H2SO4 menyebabkan warna putih dan kuning pada endapan
hilang berubah menjadi warna biru berlin dan terdapat air. Jadi terdaoatnya
warna biru berlin menandakan bahwa dalam amoniak terdapat nitrogen
pada sampel putih
telur, langkah pertama yang kami lakukan yaitu menambahkan 5 tetes FeSO4
pada putih telur yang dimasukan kedalam tabung reaksi. Pada saat penambahan
FeSO4 , yang awalya berwarna putih menjadi warna kuning pada bagian
bawah dan putih pada bagian atas, selajutnya campuran tersebut ditambah dengan FeCl3
warna awalnya kuning menjadi kuning keemasan,kemudian ditambah dengan Kf warna
perubah menjadi kuning pekat, kemudiah ditambahkan dengan NaOhH 10% dan
dididihkan warna perlahan-lahan menjadi biru dan meletuk-letuk. Setelah
dilakukan ppemanasan ditambhkan dengan H2SO4 warna yang
awalnya biru berubah menjadi biru berlin. Jadi pada percobaan sampel putih telur didapatkan hasi akhir yaitu terdapat
warna biru berlin yang menandakan bahwa dalam putih telut terdpat nitrogen.
c. Halogen
pada percobaan mula-mula diasamkan 3 ml larutan L (NaOH)
dengan larutan HNO3 encer warna bening dan ketika dididihkan warna tetap bening dan
meletup-letup, kemudian ditambahkan 5ml AgNO3 warna berubah menjadi
keabu-abuan, kemudian didihkan, pada saat didihkan terdapat endapan yang banyak
yang mana terdapat warna hitam dibagian bawah dan warna abu-abu ditengahada.
Adanya endapan pada percobaan ini menandakan adanya halogen ldalam sampel
tersebut.
8.2 penentuan kelas kelarutan
Pada penentuan kelas kelarutan.dilakukan percobaan dari 4
senyawa organic dengan mengunakan 6 pelaarut
yang berbeda-beda yaitu air,benzene, NaOH 5%, NaHCO3 5%, HCL,
dan H2SO4 kelarut
8.2.1 kelarutan gula
8.2.1 kelarutan gula
a. kelarutan gula dalam
air
pada percobaan ini dimasukan gula sebanyak 0,1 gram
kedalam tabung reaksi kemudian ditambah dengan air dan didapatkan hasil
pengamatan bahwa gula larut dalam air dan menghasilkan larutanj jernih sehingga
+ yang berarti larut dalam air.
b. kelarutan gula dalam
benzene
pada percobaan ini dimasukan gula sebanyak 0,1 gram kedalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan benzene 3 ml kemudian dikocok, dan didapatkan pengamatan bahwa
masih terdapat gula maksudnya tidak semua semua melarut dan larutan jernih yang
artinya nilai (+)
c. kelarutan gula dalam
NaOH 10%
pada
percobaan ini dimasukan gula sebanyak 0,1
gram kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan NaOh 10% 3 ml kemudian
dikocok dan didapatkan hasil yaitu gula larut dan larutan jernih yang berarti
bernilai (+)
d. kelarutan gula dalam
NaHCO3 5%
pada
percobaan ini dimasukan gula sebanyak 0,1
gram kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan NaHCO3 5% 3
ml kemudian dikocok dan didapatkan hasil yaitu gulat larut dan timbul gas co2
berarti bernilai (+)
e. kelarutan gula dalam
HCL
pada percobaan ini dimasukan gula sebanyak 0,1 gram kedalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan HCL 3 ml kemudian dikocok. Dan didapatkan hasil yaitu gula larut
dan larutan jernih sehingga bernilai (+).
f. kelarutan gula dalam
H2SO2 pekat
pada percobaan ini dimasukan gula sebanyak 0,1 gram kedalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan HCL 3 ml kemudian dikocok. Dan didapatkan hasil yaitu gula tidak
larut dan larutan berwarna kuning(keruh) sehingga bernilai (-).
g. kelarutan gula dalam
H3PO4
pada percobaan ini
dimasukan gula sebanyak 0,1 gram kedalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan H3PO4 3 ml kemudian
dikocok. Dan didapatkan hasil yaitu gula
menyebar dan larutan jerni sehingga bernilai (+).
8.2.2. kelarutan tepung
a. kelarutan tepung
dalam air
pada percobaan ini dimasukan tepung sebanyak 0,1 gram
kedalam tabung reaksi kemudian ditambah dengan air dan didapatkan hasil
pengamatan bahwa tepung tidak larut dalam air dan menghasilkan larutanj keruh
sehingga (-)
b. kelarutan tepung
dalam benzene
pada percobaan ini dimasukan tepung sebanyak 0,1 gram kedalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan benzene 3 ml kemudian dikocok, dan didapatkan pengamatan bahwa
tepung tidak larut dan larutan keruh sehingga bernilai (-).
c. kelarutan gula dalam
NaOH 10%
pada
percobaan ini dimasukan tepung sebanyak 0,1
gram kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan NaOh 10% 3 ml kemudian
dikocok dan didapatkan hasil yaitu tepung mengedap dan larutan keruh sehingga
bernilai (-).
d. kelarutan tepung
dalam NaHCO3 5%
pada
percobaan ini dimasukan tepung sebanyak 0,1
gram kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan NaHCO3 5% 3
ml kemudian dikocok dan didapatkan hasil yaitu larutan keruh dan timbul gas O2
sehingga bernilai (+)
e. kelarutan tepung
dalam HCL
pada percobaan ini dimasukan tepung sebanyak 0,1 gram kedalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan HCL 3 ml larutan menjadi keruh kemudian dinetralkan dengan 30 tetes
NaOH kemudian dikocok menghasilkan larutan jernih sehingga bernilai (-)
f. kelarutan tepung
dalam H2SO2 pekat
pada percobaan ini dimasukan tepung sebanyak 0,1 gram kedalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan HCL 3 ml kemudian dikocok. Dan didapatkan hasil yaitu tidak ada
panas dan larutan keruh berarti bernilai (-).
g. kelarutan tepung
dalam H3PO4
pada percobaan ini
dimasukan tepung sebanyak 0,1 gram kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan H3PO4
3 ml kemudian dikocok. Dan didapatkan hasil yaitu terdapat endapan dan larutan jerni sehingga
bernilai (+).
8.2.3 kelarutan minyak
a. kelarutan minyak dalam air
pada percobaan ini dimasukan minyak sebanyak 3 tetes kedalam tabung reaksi kemudian ditambah
dengan air dan didapatkan hasil pengamatan bahwa terdapat pembatas antara
minyak dengan air dan larutan jernih sehingga bernilai (+).
b. kelarutan minyak
dalam benzene
pada percobaan ini dimasukan minyak sebanyak 3 tetes
kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan benzene 3 ml kemudian dikocok, dan
didapatkan pengamatan bahwa minyak larut dan larutan jernih sehingga bernilai
(+).
c. kelarutan minyak
dalam NaOH 10%
pada
percobaan ini dimasukan minyak sebanyak 3 tetes kedalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan NaOh 10% 3 ml kemudian dikocok dan didapatkan hasil yaitu minyak
mengapung dan larutan keruh sehingga bernilai (-).
d. kelarutan minyak
dalam NaHCO3 5%
pada
percobaan ini dimasukan minyak sebanyak 3 tetes kedalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan NaHCO3 5% 3 ml kemudian dikocok dan didapatkan hasil
yaitu minyak terapung dan larutan keruh sehingga bernilai (-).
e. kelarutan minyak
dalam HCL
pada percobaan ini dimasukan minya sebanyak 3 tetes
kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan HCL 3 ml dikocok menghasilkan minyak
mengapung dan larutan jernih sehingga bernilai (+).
f. kelarutan minyak
dalam H2SO2 pekat
pada percobaan ini dimasukan minyak sebanyak 3 tetes kedalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan H2SO2 pekat 3 ml
kemudian dikocok. Dan didapatkan hasil yaitu minyak mengapung dan larutan
jernih sehingga bernilai (+).
g. kelarutan putih
telur dalam H3PO4
pada percobaan ini
dimasukan putih telur sebanyak 3 tetes
kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan H3PO4 3 ml
kemudian dikocok. Dan didapatkan hasil yaitu
minyak terapung dan larutan keruh sehingga bernilai (-)
8.2.4 kelarutan putih
telur
a. kelarutan putih telur dalam air
pada percobaan ini dimasukan putih telur sebanyak 3
tetes kedalam tabung reaksi kemudian
ditambah dengan air dan didapatkan hasil pengamatan bahwa larutan jenuh dan
berbusa sehingga bernilai (-).
b. kelarutan putih
telur dalam benzene
pada percobaan ini dimasukan putih telur sebanyak 3 tetes
kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan benzene 3 ml kemudian dikocok, dan
didapatkan hasi yaitu terdapat busa dan larutan jernih sehingga bernilai (+).
c. kelarutan putih
telur dalam NaOH 10%
pada
percobaan ini dimasukan putih telur sebanyak 3 tetes kedalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan NaOh 10% 3 ml kemudian dikocok dan didapatkan hasil yaitu
ada busa dipermukaan dan larutan jernih sehingga bernilai (+).
d. kelarutan putih
telur dalam NaHCO3 5
pada
percobaan ini dimasukan putih telur sebanyak 3 tetes kedalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan NaHCO3 5% 3 ml kemudian dikocok dan didapatkan
hasil yaitu tersapat busa dan larutan jernih sehingga bernilai (+).
e. kelarutan putih
telur dalam HCL
pada percobaan ini dimasukan minya sebanyak 3 tetes
kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan HCL 3 ml dikocok menghasilkan endapan dan larutan jernih sehingga bernilai
(+).
f. kelarutan putih
telur dalam H2SO2 pekat
pada percobaan ini dimasukan putih telur sebanyak 3 tetes kedalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan H2SO2 pekat 3 ml kemudian dikocok.
Dan didapatkan hasil yaitu ada gumpalan
diatas dan larutan keruh sehingga bernilai (-)
g. kelarutan putih
telur dalam H3PO4
pada
percobaan ini dimasukan putih telur
sebanyak 3 tetes kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan H2SO2
pekat 3 ml kemudian dikocok. Dan didapatkan hasil yaitu larutan jernih sehingga bernilai (+)
IX. Pertayaan pasca
pratikum.
1.Pada percobaan penentuan kelas kelarutan yang telah dilakukan, apa yang terjadi ketika minyak dicampurkan dengan benzentela?
2.Pada percobaan yang telah dilakukan apa fungsi benzene pada percobaan analisis halogen?3.bagaimana bisa diketahui bahwa dalam gula itu mengandung unsur karbon dan hidrogen?
1.Pada percobaan penentuan kelas kelarutan yang telah dilakukan, apa yang terjadi ketika minyak dicampurkan dengan benzentela?
2.Pada percobaan yang telah dilakukan apa fungsi benzene pada percobaan analisis halogen?3.bagaimana bisa diketahui bahwa dalam gula itu mengandung unsur karbon dan hidrogen?
X. Kesimpulan
Pada percobaan yang telah kami lakukan dapata diambil
kesimpulan sebagai beriku;
1.Prisip dasar pada analisis kualitatif
yaitu dengan menggunakan teknik dalam menganalisis suatu sampel, misalnya
seperti dilihat dari bias pemisaha, warna nyala serta endapan yang terbentuk
sehinga dapat mengetahui kandungan apa yang terdapat pada smapel yang kimenganalisa
2.Tahapan kerja untuk menganalisa unsur karbon dan hidrogen yaitu dengan melakukan pemanasan gula dan CuO. Untuk menganalisa unsur belerang dapat dilakukan dengan menetesi Na-nitroprosida pada sampel sehingga memberikan warna kuning. Untuk analisa nhalogen kita mengunakan dua uji yaitu uji brilstein dan uji CuO. Untuk analisa halogen dengan penambahan zat tertentu sehingga didapatkan warna biru berlin. Untuk penentuan kelas kelarutan tahapa kerjanya yaitu dengan mencampurkan sampel yang di uji kedalam beberapa pelarut yang sudah disediakan.
2.Tahapan kerja untuk menganalisa unsur karbon dan hidrogen yaitu dengan melakukan pemanasan gula dan CuO. Untuk menganalisa unsur belerang dapat dilakukan dengan menetesi Na-nitroprosida pada sampel sehingga memberikan warna kuning. Untuk analisa nhalogen kita mengunakan dua uji yaitu uji brilstein dan uji CuO. Untuk analisa halogen dengan penambahan zat tertentu sehingga didapatkan warna biru berlin. Untuk penentuan kelas kelarutan tahapa kerjanya yaitu dengan mencampurkan sampel yang di uji kedalam beberapa pelarut yang sudah disediakan.
3.Pada pratikum ini kami menganalisa pada
unsur unknowing yang tidak diketahui seperti dalam penentuan unsur nitrogen
yang menggunakan larutan L yang mana larutan L tersebut ialah NaOH.
XI. Daftar pustaka
Day,R.A dan Underwood,A. L. 2007. Analisis kimia kualitatif. Jakarta : Erlangga
Day,R.A dan Underwood,A. L. 2007. Analisis kimia kualitatif. Jakarta : Erlangga
Fessenden, RaIP J dan joan S Fessenden. 1989. Organic
chemistry. Third Edition. Amerika serikat : Universitas of Montana.
Noviarty dan Yusuf Nampira. 2000. Penggunaan spekrofluorimeter
untuk analisa unsur dalam larutan. ISSN 0852-4777.
Syamsurizal. 2019. Analisis kualitatif unsur-unsur zat organik dan penentuan kelas larutan.http://syamsulriza.staff.unja.ac.id/ (diakses pada 22 febuary 2019)
Tim kimia organic.2016.
penuntun praktikum kimia organic. Jambi : universitas unja
XII. Lampiran
uji kelarutan telur dalam beberapa pelarut |
uji kelarutan minyak dalam beberapa pelarut |
uji kelarutan glukosa |
Saya Hanna Salwa Putri (045) akan menjawab permasalahan no. 2. Menurut saya fungsinya adalah untuk mensterilkan kawat tembaga dari kotoran dan pengganggu agar tidak mengganggu proses analisis.
BalasHapusSaya Muhammad Yamin (A1c117047) no 1. Minyak larut dalam benzena serta larutan yabg dihasilkan jernih
BalasHapusuntuk mengetahui dalam gula terdapat karbon dan hidrogen maka dilakukannlah pemanasan gula, karena pada saat pemanasan gula menghasilkan gelembung gas dan uap air. (melisa oktapiani, NIM 043)
BalasHapus